Dalam RDP Dengan DPRD Babel, Bongkar Borok RSBT Sungailiat!

Rapat Dengar Pendaat di DPRD Babel, Kemarin.-Julian-

BOROK Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) atau Rumah Sakit Medika Stania (RSMS) dibongkar habis.  Ini terkuak dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar di DPRD Babel, kemarin, 9 Januari 2024.

---------------

BANYAK tabir baru terungkap.  

Diduga telah terjadi penyimpangan oleh managemen RSBT Sungailiat terhadap dana klaim BPJS Kesehatan yang berujung pemutusan kerjasama antara kedua belah pihak tersebut. Imbas persoalan tersebut, managemen memberlakukan kebijakan efisiensi lewat pengurangan tenaga kerja dengan langkah mutasi ratusan karyawan.

"Karyawan sudah mengerti kondisi perusahaan setelah diputus kerjasama oleh BPJS Kesehatan. Kami sangat memahami ketika perusahaaan ingin melakukan efisiensi Sumber daya manusia di RSBT Sungailiat sejak sekitar bulan Oktober 2023 lalu. Kami sudah tahu akan ada mutasi besar-besaran di RSBT Sungailiat, hanya saja kami tidak memahami metode seleksi mutasi yang dilakukan manajemen RSBT Sungailiat dalam menentukan nama-nama karyawan yang akan dimutasi,” ujar Koordinator Karyawan RSBT Sungailiat, Reysa Putri Pratiwi.

Reysa menduga, adanya sistem dilakukan dengan cara yang tidak sehat, atau  terjadi aroma like dan dislike dalam menetapkan nama-nama karyawan, bahkan lobi-lobi sangat kental untuk orang-orang tertentu.

"Jadi hari ini kami meminta bantuan kepada DPRD Babel, karena beberapa proses yang kami lakukan tidak mendapatkan jawaban. Tuntutan kami tidak dipenuhi, pihak manajemen tidak bisa membeberkan

proses seleksi mutasi, tidak memberikan keterangan yang jelas mengenai hak dan tanggung jawab saat mutasi, sampai tidak ada kepastian batas waktu mutasi," ungkapnya.

Lanjut Reysa, pihak manajemen PT BTM juga tidak melakukan perombakan manajemen RSBT Sungailiat yang diduga terlibat dalam dugaan kasus fraud (tipuan) yang membuat BPJS kesehatan memutuskan kerja sama dengan RSBT Sungailiat. "Kami juga menilai manajemen RSBT Sungailiat tidak sehat dan tidak profesional, talent manajemen tidak berjalan dan hanya dijabat oleh orang itu-itu saja, serta terkesan membentuk kubu-kubu eksklusif yang membuat kecemburuan diantara karyawan," ucap Reysa.

BACA JUGA:Kok Sekelas Medika Stania 'Cerai' dengan BPJS? Apakah Kami Ditumbalkan?

Sejak menjadi bagian dari PT BTM, sebut Reysa, karyawan RSBT Sungailiat mengalami pengurangan penghasilan berupa penurunan insentif, penurunan tunjangan jabatan, penghapusan beberapa tunjangan, uang lembur yang tidak dibayarkan, dengan alasan perusahaan mengalami defisit.

"Namun gaji karyawan di BTM di kantor pusat sangat besar dari gaji karyawan di RSBT Sungailiat. Kami berharap dalam RDP di DPRD Babel ini kami mendapatkan solusi atas polemik yang terjadi selama ini di RSBT Sungailiat," tegasnya.

Adanya indikasi penyelewenagan tersebut juga diakui pihak perwakilan BPJS Kesehatan, dr. Siska Mayasari dalam RDP antara BPJS Kesehatan, Karyawan RSBT Sungailiat dan PT BTMa terkait pemutusan hubungan kerja yang berdampak dengan manajemen rumah sakit. “Pemutusan hubungan kerjasama antara BPJS Kesehatan dengan RSBT Sungailiat karena adanya temuan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen rumah sakit,” ungkapnya.

Siska Mayangsari menegaskan kerugian atau kewajiban yang seharusnya tidak dibayarkan oleh BPJS Kesehatan tapi ditagih setelah diaudit oleh tim baik dari Dinas Kesehatan dan BPJS kesehatan ditemukan kerugian sebesar Rp 860 juta.

Tag
Share