Kisah Pilu Korban TPPO di Taiwan, Rela Ditiduri untuk Sekedar Makan

KETUA Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Wonosobo, Maizidah Salas-screnshot-

Beruntung, Hp Maizidah yang sudah remuk itu masih bisa digunakan.

Dia pun menghubungi teman-temannya dan kabur dari cengkraman si agen tersebut.

Mulai dari situ, Maizidah memutuskan untuk menjadi pekerja migran ilegal. Namun, menjadi pekerja ilegal itu tak semudah yang dibayangkan Maizidah.

Dia kerap tak menerima gaji dari majikannya. 

BACA JUGA:50 Korban TPPO Dijadikan PSK di Sydney, Iming-iming Gaji Tinggi

"Kerja itu nggak pernah nyaman. Dan itu berlangsung beberapa bulan," ucapnya.

Utang Maizidah pun mulai menumpuk ke teman-temannya karena kerap tak menerima gaji dari tempat kerja.

Akhirnya, Maizidah pun ditawari kerja disebuah pabrik besi oleh kenalannya. Namun, baru 12 hari bekerja, pabriknya harus tutup.

"Jadi zero lagi, itu terjadi berkali-kali," tuturnya.

Maizidah pun bingung mau mengadu ke siapa.

Pasalnya dia tidak pernah dibekali nomor atau alamat lembaga yang berwenang untuk mengadukan masalahnya.

Yang sangat menyedihkan lagi, Maizidah dengan sangat terpaksa harus rela ditiduri oleh pria untuk sekedar makan dan tempat tinggal layak.

"Kalau mau tidur terpaksa harus tidur di tempat laki-laki dan hanya butuh tempat tidur dan untuk makan, kita harus mengorbankan gitu," ucap Maizidah sambil menangis.

Dan hal itu terjadi berulang-berulang sampai dia mendapat pekerjaan layak di sana.

Singkat cerita pada 2006, Maizidah pun tertangkap oleh pihak Imigrasi, dan akhirnya dideportasi ke Indonesia.

Tag
Share