Ekonomi Hijau Stabilkan Perekonomian RI di 6,22 Persen

--

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penerapan ekonomi hijau dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level rata-rata 6,22 persen hingga 2045.

“Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045, mengurangi emisi sebesar 86 juta ton CO2-ekuivalen, dan menciptakan hingga 4,4 juta lapangan kerja,” kata Airlangga secara virtual dalam Green Economy Expo 2024, dikutip dari keterangannya di Jakarta, Kamis (4/7).

 

Airlangga menekankan bahwa ekonomi hijau tidak hanya penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap) dan menuju negara berpendapatan tinggi setara dengan negara maju.

 

Ia menyebutkan dua peluang utama dalam pengembangan ekonomi hijau. Peluang pertama adalah transisi aktivitas ekonomi eksisting, khususnya di sektor energi.

 

Indonesia diarahkan untuk menerapkan energi baru dan terbarukan seperti energi surya, angin, air atau hidro, dan biomassa.

 

Selain itu, pengurangan emisi karbon dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) akan dilakukan melalui kombinasi amonia dan Carbon Capture Storage (CCS).

 

Ekosistem kendaraan listrik (EV) juga menjadi fokus untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil.

 

“Ekonomi hijau dan sirkular akan membantu industri di Indonesia untuk berdaya saing pada aspek keberlanjutan,” ujar Airlangga.

Tag
Share