Memerangi Judi Online dan Pinjol Ilegal: Pentingnya Literasi dan Inklusi Keuangan bagi Generasi Muda

Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Bangka Belitung, M. Makhdi-Dok Pribadi-

Pertama, pada tingkat individu, ketidakmampuan mengelola keuangan sering kali menjadi masalah utama. Individu dengan literasi keuangan yang rendah mungkin mengalami kesulitan dalam membuat anggaran, menabung, hingga tertarik pinjol ilegal untuk menutupi kebutuhan, atau bisa juga seseorang bingung cara berinvestasi hingga tergiur jalan pintas dengan judi online. 

Kedua, tingkat utang yang tinggi, Individu yang tidak memahami cara kerja pinjaman ( terutama pinjol ilegal) memungkinkan dirinya terjebak dalam utang dengan suku bunga tinggi yang sulit dilunasi. Hal ini dapat menyebabkan stres finansial yang berkepanjangan dan menghambat kemampuan untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

BACA JUGA:Belajar Bahasa Inggris Melalui TikTok Kreatif

Ketiga, ketidakmampuan untuk menghadapi keadaan darurat keuangan  dan rendahnya kualitas hidup. Tanpa pemahaman tentang pentingnya menabung dan tanpa akses ke layanan keuangan yang memadai, individu mungkin tidak siap menghadapi situasi darurat seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan medis mendesak. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan drastis dalam kualitas hidup dan kesejahteraan tanpa produk keuangan penting seperti asuransi kesehatan, tabungan pensiun, dan pinjaman pendidikan, individu tidak dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan dapat menyebabkan ketergantungan pada bantuan sosial dan menghambat mobilitas ekonomi.

Untuk meningkatkan inklusi keuangan dapat dilakukan beberapa cara misalnya (1).Peningkatan infrastruktur Keuangan, yakni pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memperluas jaringan perbankan dan infrastruktur digital, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. 

(2) Program pendidikan dan kampanye kesadaran perlu ditingkatkan untuk memberitahu masyarakat tentang produk dan layanan keuangan yang tersedia serta manfaatnya.

(3) Inovasi teknologi, maksudnya adalah dengan teknologi finansial (fintech) dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan inklusi keuangan dengan menyediakan layanan yang lebih murah, lebih cepat, dan lebih mudah diakses.

(4) Pemerintah perlu mengimplementasikan kebijakan dan regulasi yang mendukung inklusi keuangan, termasuk insentif bagi lembaga keuangan untuk melayani segmen masyarakat yang tidak terlayani.

BACA JUGA:Gerakan Literasi Sekolah: Picu Minat Siswa dalam Menulis dan Membaca

Sedangkan upaya untuk meningkatkan literasi keuangan dapat dilakukan dengan cara di antaranya (1) Integrasi pendidikan keuangan dalam kurikulum sekolah, yakni dengan mengintegrasikan pendidikan keuangan sebagai bagian dari kurikulum sekolah diharapkan dapat memastikan bahwa generasi muda memperoleh pengetahuan dasar tentang pengelolaan keuangan dan manajemen investasi.

(2) Program pelatihan untuk orang dewasa, yakni program pelatihan dan workshop untuk orang dewasa dapat membantu meningkatkan literasi keuangan mereka. Ini bisa dilakukan melalui kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah.

(3) Penggunaan Media dan Teknologi seperti Platform online, aplikasi, dan media sosial untuk menyebarkan informasi dan materi edukatif tentang literasi keuangan.

Meskipun terdapat banyak tantangan dalam meningkatkan kedua aspek ini, berbagai solusi dan inisiatif telah menunjukkan bahwa kemajuan dapat dicapai.

Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua individu memiliki akses ke layanan keuangan yang memadai dan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola keuangan mereka dengan bijak.

Dengan begitu, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan sejahtera.**

Tag
Share