Lagi,4 Jurnalis Gugur Akibat Serangan Israel
Ilustrasi-screnshot-
Lbih dari 35.000 warga Palestina tewas di Gaza dan Tepi Barat serta 1.200 kematian di Gaza dan Tepi Barat.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan kepada kantor berita Reuters dan Agence France Press pada bulan Oktober bahwa mereka tidak dapat menjamin keselamatan jurnalis mereka yang beroperasi di Jalur Gaza.
Setelah mereka mencari jaminan bahwa jurnalis mereka tidak akan menjadi sasaran serangan Israel, menurut kepada laporan Reuters.
BACA JUGA:Iran Mau Invasi Gaza Untuk Melawan Israel
Jurnalis di Gaza menghadapi risiko yang sangat tinggi ketika mereka mencoba meliput konflik selama serangan darat Israel, termasuk serangan udara Israel yang menghancurkan, gangguan komunikasi, kekurangan pasokan, dan pemadaman listrik yang ekstensif.
CPJ juga menyelidiki sejumlah laporan yang belum dapat dikonfirmasi mengenai jurnalis lain yang dibunuh, hilang, ditahan, disakiti, atau diancam, dan mengenai kerusakan pada kantor media dan rumah jurnalis.
“Sejak perang Israel-Gaza dimulai, jurnalis telah membayar harga tertinggi nyawa mereka untuk membela hak kami atas kebenaran.
'' Setiap kali seorang jurnalis meninggal atau terluka, kami kehilangan sebagian dari kebenaran tersebut,” kata Direktur Program CPJ Carlos Martínez de la Serna di New York.
Jurnalis adalah warga sipil yang dilindungi oleh hukum humaniter internasional pada saat konflik.
Israel harus bertanggung jawab atas kematian mereka menghadapi dua persidangan, satu berdasarkan hukum internasional dan satu lagi di hadapan pandangan sejarah yang tak kenal ampun.
Daftar yang dipublikasikan di sini mencakup nama-nama berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber CPJ di wilayah dan pemberitaan media.
Ini mencakup semua jurnalis yang terlibat dalam aktivitas pengumpulan berita.
Tidak jelas apakah semua jurnalis tersebut sedang meliput konflik pada saat kematian mereka, namun CPJ telah memasukkan mereka ke dalam daftar dan sedang melakukan penyelidikan mereka.***