Unmuh Babel Berhasil Gelar Pelatihan Lesson Study Berbasis TPACK
Pelatihan yang digelar selama 3 hari oleh Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung-istimewa-
KORANBABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Unmuh Babel) melalui salah satu tim pengabdian kepada masyarakat, berhasil melaksanakan Pelatihan Lesson Study Berbasis TPACK. Pelatihan ini diselenggarakan selama 3 hari sejak Senin (13/5) hingga Rabu (15/5).
Pelatihan ini dilaksanakan di ruang belajar Unmuh Babel dan praktik pembelajaran di sekolah mitra, SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung.
Peserta pelatihan ini adalah guru-guru bidang studi Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (Ismuba) di SD Muhammadiyah Pangkalpinang dan SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung sebanyak 8 orang. Hadir sebagai tenaga ahli Ismuba, Rifki Hanif Setiawan.
BACA JUGA:Dorong Guru Profesional, Dosen Unmuh Babel Lakukan Bimbingan PTK Bagi Guru Muhammadiyah Belitung
Kegiatan ini merupakan implementasi Program Hibah Riset Muhammadiyah (RisetMu) Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Batch VII tahun 2024. Tim pelaksana program ini yang berhasil menjadi salah satu tim peraih hibah tersebut, Maulina Hendrik (ketua tim) dan Yudi Yunika Putra (anggota tim dosen), serta 3 mahasiswa prestasi (Muhammad Zikry, Anggun Nabira, dan Delia Darmayanti) dari Prodi PGSD dan Pendidikan Matematika.
Tim pelaksana bermitra dengan Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diketuai Supiandi, M.Pd.
“Seorang pendidik tidak akan jauh dalam dua kegiatan yang sangat pokok, yaitu belajar dan mengajar. Tugas pokok yang dijalankan tersebut, guru dituntut memiliki 4 kompetensi keguruan, yang tepenting adalah seni mengajar atau kompetensi pedagogic, cara guru merekayasa pembelajaran sehingga terciptanya pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa,” kata Ketua Tim Pelatihan Maulina Hendrik.
BACA JUGA:3 Maha Siswa Unmuh Berhasil Mengembangkan Usaha
Dikatakannya uga bahwa pelatihan ini sengaja direncanakan dari sederetan program yang tidak kalah penting. Lesson Study sebagai topik utama program ini seharusnya sudah menjadi program guru setiap tahun ajarannya. Namun pada kenyataannya, kebutuhan akan keterampilan mengelola kelas, kemampuan menciptakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa sangat tinggi dan masih menjadi kebutuhan peningkatan pengembangan diri guru.
"Bahwa perlu upaya secara kolaboratif agar guru-guru tidak hanya mengajar terpaku pada buku ajar, terkukung pada ruang kelas yang terbatas," tukasnya.
Sementara itu anggota Program lainnya, Yudi Yunika Putra mengatakan bahwa Lesson study merupakan upaya pembinaan pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan dengan prinsip kolegalitas yang pada akhirnya akan tercipta komunitas belajar dan budaya refleksi secara bersama. Rumusnya mudah plan-do-see.
Dikatakan Yudi pada hari pertama, peserta bersama tim pelaksana merancang pembelajaran untuk dilaksanakan pada hari kedua, istilah dalam lesson study disebut guru model dan observer.
"Merancang pembelajaran ini membutuhkan kerja sama yang tinggi, ide-ide kreatif, dan tentunya mampu mengkaji secara mendalam kebutuhan-kebutuhan belajar siswa agar guru dapat memfasilitasi keinginan para siswa tersebut," tukasnya.