Naturalisasi dan Kemajuan Timnas, Fakhri: Sparing Pemain Lokal
Fakhri Husaini-screnshot-
"Tahu nggak apa yang disampaikan Peter pada saat itu? Ketika dia masuk ke ruang ganti, dia sampaikan 'kalian tidak perlu khawatir dengan Vietnam meskipun kita tampil di Hanoi, kenapa? Saya tidak melihat satu pun pemain Vitenam itu yang punya kaki dan kepala lebih banyak dari kalian!'," papar Fakhri.
Jadi menurut Fakhri Husaini motivasi-motivasi seperti itu bisa dihubungkan lagi kepada para pemain lokal di Timnas Indonesia sekarang.
BACA JUGA:Shin Tae-yong: Naturalisasi PSSI Perkuat Timnas
"Mereka punya kaki dua, tangan dua, kepala satu, sama seperti kalian. Dan sekarang nasihat-nasihat seperti itu bisa dipakai ke pemain lokal kita," ucapnya.
Persiapan Timnas Indonesia U-23 menjelang pertandingan play-off Olimpiade Paris 2024 kontra Guinea U-23, 6 Mei 2024-PSSI-
Pengamat Sepak Bola Indonesia, Akmal Marhali mengatakan harus membatasi diaspora untuk menjaga pembinaan sepak bola Indonesia agar timnas Indonesia menjadi kuat, dan tangguh.
"Tim nasional yang kuat lahir dari pembinaan yang hebat dan kompetisi yang sehat. Kalau pembinaannya tidak hebat, kompetisi tidak sehat sulit kita untuk bisa melahirkan tim nasional yang kuat," kata akmal saat dihubungi, 7 Mei 2024.
"Program naturalisasi ini menurut saya tidak kemudian harus dijadikam acuan dalam membangun sepak bola Indonesia, Ini kan gambaran kalau kita itu males melakukan pembinaan dan membangun kompetisi Sehingga. Kemudian dijadikan jalan pintas, seolah-olah dengan cara naturalisasi kita bisa membela, bisa mengangkat prestasi kita," lanjutnya.
Menurutnya, Naturalisasi yang dilakukan sejauh ini memiliki hasil yang tidak sistemis, naturalisasi yang harus dilakukan seharusnya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
"Kebutuhan kita saat ini butuh striker. Maka kita ambil striker dan kalau kemudian ada 4-5 kriteria, kita ambil kriterianya yang paling tinggi gitu kan. Sehingga kemudian mereka memang benar-benar mengangkat kualitas serta bola Indonesia," jelasnya.
PSSI harus membenahi pembinanan serta program agar tidak mengambil jalan pintas dengan diaspora, supaya menghasilkan prestasi yang maksimal.***