Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Gelar Aksi Bergizi
Aksi gizi oleh Dinas Kesehatan Bangka di SMAN 1 Sungailiat, Jumat (3/5/2024)-Yudi Ardi Karya-
KORANBABELPOS.ID, SUNGAILIAT - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka mengelar kegiatan Gerakan Aksi Bergizi di SMAN 1 Sungailiat, Jumat (3/5/2024) pagi. Kegiatan tersebut dimulai dengan senam pagi bersama, minum obat penambah darah, serta pentas musik yang ditampilkan oleh para siswa SMAN 1 Sungailiat.
Turut hadir pada kegiatan Gerakan Aksi Bergizi 2024 tersebut, Staf Ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Boy Yandra, SKM. MPH; Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Nora Sukma Dewi; Kepala Sekolah SMAN 1 Sungailiat, Ali Akbar M.Pd; serta para pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka.
BACA JUGA:Pleno KPU Bangka Tetapkan 35 Anggota DPRD Bangka Terpilih untuk Periode 2024-2029
"Anemia merupakan salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia yang dialami balita, remaja, ibu hamil, dan lanjut usia. Berdasarkan hasil riskesdas 2018, menunjukkan 3 dari 10 anak mengalami anemia.
Pada anak usia 15-24 tahun tercatat sebesar 26.8 persen. Dan usia 15-21 tahun sebesar 33 persen. Masih tingginya kasus anemia berat berkaitan dengan kepatuhan mengonsumsi tablet tambah darah. Khususnya pegawai di Bangka," kata Boy Yandra.
Ia berharap program aksi dapat mewujudkan sekolah/ madrasah sehat melalui pendidikan kesehatan dan pembinaan Lingkungan sehat.
Selain itu Boy Yandra berharap dengan kegiatan aksi gizi tersebut dapat memotivasi sekolah lainnya untuk melaksanakan kegiatan aksi gizi secara rutin sebagai upaya meningkatkan gizi remaja serta mencegah anemia remaja putri sehingga mendukung pencegahan stunting secara nasional.
Sementara itu, Pelaksana ugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Nora Sukma Dewi, mengatakan bahwa kegiatan program aksi gizi yang dilaksanakan Dinas Kesehatan merupakan upaya promotif preventif dalam rangka intervensi Stunting.
BACA JUGA:Pekan Raya Sungailiat Meriahkan HUT ke-258 Kota Sungailiat
"Seperti kita ketahui Stunting menjadi program prioritas nasional, sehingga kita tidak bisa mengintervensi kalau sudah stunting itu lebih sulit. Bukan tidak bisa tetapi lebih sulit, daripada kita mencegah sebelum jadi," katanya.
"Jadi Stunting itukan 1000 hari pertama kehidupan sudah harus dilakukan intervensi. Salah satu upayanya hari ini yakni pelaksanaan program aksi gizi dengan mencegah kejadian anemia pada remaja putri. Kenapa remaja putri karena 3 dari 10 diatas 26 persen mengalami anemia," imbuh Nora.
Dikatakan Nora, anemia berpotensi akan mengakibatkan kematian ibu, bayi dan anak yang dilahirkan oleh ibu yang kurang energi, salah satunya anemia kronik, itu berpotensi untuk melahirkan anak Stunting.(dee)
BACA JUGA:Personel Samapta Polres Bangka Lakukan Patroli Kota untuk Cegah Aksi Tindak Pidana