CERPEN RUSMIN SOPIAN: Smash untuk Merah Putih

--

Walaupun tantangan dan rintangan terus menerpanya, Mira tak gentar. Tak hanya dari ayahnya. Pacarnya yang seorang dokter pun menentangnya.

"Kalau kamu masih menomor satukan bulutangkis, lebih baik kita pisah," ujar pacarnya.

"Kalau memang itu keputusanmu, tak apa-apa. Yang jelas aku sudah bertekad bulat harus mengibarkan Merah Putih dan mengumandangkan Indonesia raya di podium olahraga itu," jawab Mira.

Berkat latihan keras dengan disertai rasa nasionalisme yang tinggi dalam jiwa, Mira berhasil diikutsertakan dalam kontingen Indonesia ke Olimpiade. Pelepasan kontingen dilakukan Presiden di istana negara.

"Saya sebagai kepala negara dan pemerintahan berpesan kepada kalian semua sebagai duta olahraga, naikkan bendera Merah Putih dan gemakan Indonesia Raya hingga dunia tahu tentang negara ini. Mari kita jaga martabat bangsa kita," pesan Presiden.

Mira masih merasakan kenangan bagaimana nikmatnya kemenangan yang dia raih di pentas olahraga terkemuka itu. Smash yang dilontarkannya sambil meloncat bukan hanya membuat lawannya takluk, namun pukulan kerasnya itu membuat dia menjadi juara Olimpiade dan peraih medali emas untuk Indonesia. 

Sambutan yang diterimanya sangat meriah saat tiba di tanah air hingga iming-iming hadiah dan pekerjaan terus diterimanya dan dijanjikan para pengurus olahraga. saat itu dia merasa sebagai orang yang sangat berharga di negeri ini. 

Dan usai pesta kemenangan, Mira mulai merasakan janji yang dilontarkan dari mulut berbau mulai tak terbukti. Sejuta alasan mulai dia terima. Menampar nuraninya.

"Mohon maaf Mbak. Perintah belum turun dari pimpinan. Mohon bersabar ya Mbak," ujar seorang pengurus olahraga.

MIra akhirnya patah arang atas janji-janji bak politisi itu. Dia lantas berpikir keras dengan sisa-sisa bonus yang masih diterimanya. Dan menjadi sopir mobil angkot adalah pilihannya untuk menopang hidup seiring dengan makin menuanya usianya sehingga tak mampu berprestasi lagi.

Mira kaget saat sedang menunggu penumpang di terminal, beberapa petugas terminal berseragam memanggilnya. Mereka meminta Mira untuk tidak mengangkut penumpang dulu karena Presiden mau bertemu.

"Pak Presiden mau ketemu saya?," tanya Mira setengah tak percaya.

"Benar sekali Mbak. Sekarang Pak Presiden menunggu Mbak di kantor," ungkap salah seorang petugas terminal.

"Apa dosa dan salah saya, Pak?," tanya Mira lagi.

"Mbak tidak memiliki salah apa pun. Pak Presiden cuma mau ketemu saja," jawab petugas terminal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan