Gaya Hidup Kebaratan Picu Kanker di Usia Muda

Ketua Umum YKI Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP-Antaranews.com-

KORANBABELPOS.ID, JAKARTA - Kasus kanker saat ini semakin meningkat di usia muda. Hal tersebut dipicu gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat. Hal ini menjadi sorotan bagi Yayasan Kanker Indonesia (YKI).  Demikian dikatakan oleh Ketua Umum YKI Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa

“Kita tidak bisa menyangka angka kanker semakin banyak, mungkin tidak akan turun sampai satu abad lagi. Sebenarnya, 90 persen kanker itu faktor risikonya ada di gaya hidup (lifestyle) dan kebiasaan dan kita masuk ke era di mana penyebab kanker makin banyak,” kata Aru Wisaksono.

Ia juga mengatakan bahwa ada dua faktor utama yang menyebabkan kasus kanker semakin meningkat. Pertama, alat-alat medis untuk menangani penyakit kanker sudah terbilang jauh berkembang dan mampu mendeteksi lebih cepat. Dengan kemajuan alat tersebut  membuat jumlah kasus yang ditemukan menjadi semakin banyak. 

BACA JUGA:IDAI Sarankan Jangan Buru-Buru Berikan Paracetamol Pada Anak, Ini Syaratnya

Kemudian faktor lainnya adalah lingkungan, cara makan dan gaya hidup yang serba mudah, mendorong seseorang mudah terkena kanker.

Dicontohkan oleh Aru, jika pada zaman dulu, orang tua lebih banyak memenuhi kebutuhan gizi anak dengan sayur mayur atau buah-buahan. Ditambah dengan makanan yang tidak mengandung pengawet. Hal tersebut berbanding terbalik dengan masa kini, berbagai makanan cepat saji dapat dengan mudah dibeli dalam hitungan detik.

Di sisi lain, kata Aru, saat ini orang malas untuk gerakkan badan. Ini disebut juga dapat memicu seseorang terkena kanker lebih mudah. Kebiasaan berjalan kaki sudah hampir tidak ditemukan, pasalnya sudah banyak ojek daring. 

“Kita tahu bahwa faktor makanan saja sudah mengambil faktor risiko kira-kira 35 persen, rokok 30 persen. Kurang olahraga ambil tempat juga, jadi memang dunia kita ini jadi lebih mudah untuk kena kanker dibanding eyang-eyang kita dulu,” ucapnya.

Menurut Aru, keadaan semakin diperburuk dengan adanya industri rokok yang lebih dominan dibandingkan dengan kesadaran masyarakat untuk mengenal kanker serta melakukan deteksi dini secepat mungkin.

BACA JUGA:Makan Buah Alpukat Dapat Turunkan Kadar Gula dan Berat Badan

Aru menjelaskan perkembangan industri rokok yang pesat, tidak mudah untuk dikalahkan meski pemerintah dan media terus menggencarkan sosialiasi terkait kanker dan obat maupun teknologi yang tersedia semakin canggih.

Maka dari itu, Aru menekankan YKI akan terus membantu pemerintah dalam menyebarkan edukasi pada masyarakat terutama soal pentingnya melakukan deteksi dini. Edukasi yang kuat dinilainya dapat mematahkan berbagai stigma masyarakat terhadap kanker.

“Contohnya belum semua wanita mau diperiksa oleh (dokter) laki-laki untuk pap smear. Ini tugas kami sebagai YKI menggandeng pemerintah. Akan semakin baik bila pemerintah mendukung program-program kami baik dari sisi fasilitas maupun pendanaan,” katanya. (ant)

BACA JUGA:Tips Pertahankan Kebiasaan Makan Sehat, Nomor 2 Banyak yang Abai

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan