Disiplin Guru Budaya Sistem Pendidikan
Noni Herdianti Gereselita Putr-Dok Pribadi-
DISIPLIN menjadi budaya positif yang diterapkan sebagai upaya untuk mencapai suatu kesinambungan dalam sistem pendidikan. UNICEF (2012) menyatakan bahwa disiplin positif adalah sebuah pendekatan yang berfokus pada kekuatan tindakan positif. Artinya, saat ini peran guru sangat penting dalam pembentukan karakter untuk mencapai generasi unggul.
Oleh Noni Herdianti Gereselita Putri, S.Pd. (Guru Seni Budaya SMAN 1 Riau Silip)
Integritas guru dalam dunia pendidikan merupakan tanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan. Terus belajar mengembangkan diri sehingga menjadi profesional, serta mau bekerja sama dengan sesama guru dalam pengembangan sekolah. Adapun tantangan guru dalam menegakkan integritasnya terutama budaya tidak jujur yang ada pada peserta didik seperti plagiat dan mencontek.
Peran guru sangat penting dalam membentuk karakter peserta didik tanpa batas. Tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja, guru merupakan teladan yang mempengaruhi nilai-nilai disiplin, etika, serta sikap sopan santun peserta didik. Tingkat kesabaran, kejujuran, kerja keras, dan rasa tanggung jawab merupakan nilai-nilai positif yang harus guru pupuk, tidak hanya mengajar mata pelajaran yang diampu, peran guru juga harus bisa menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan relevan, serta menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, aman bagi peserta didik.
Sejak zaman dahulu, guru adalah garda paling depan dalam dunia pendidikan serta memiliki posisi yang sangat strategis, dan tidak akan bisa digantikan oleh unsur apapun di dalam kehidupan. Guru harus bisa mengkuti zaman pada era kekinian secara bertahap. Apalagi pada era sekarang, berprofesi menjadi seorang guru memiliki kewajiban untuk melakukan inovasi-inovasi pendidikan di era kekinian dalam perjalanan pendidikan. Pendidikan Era Kekinian maksudnya adalah pendidikan pada Era Globalisasi.
Teknologi informasi merupakan wujud sarana yang memudahkan guru dalam mencari informasi terbaru dalam dunia pendidikan. Ketika guru memikirkan apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran, bagaimana ia akan mempersiapkan soal-soal latihan atau ulangan, penilaian yang akan diambil pada saat pembelajaran, itu sudah menunjukan sikap budaya disiplin waktu serta konsistensi dalam belajar. Sikap seperti ini merupakan arah guru menuju sikap yang inovatif.
Sementara itu, sebagai pilar pembentukan karakter, guru memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai seperti kesabaran, ketekunan, tanggung jawab, dan kerja keras kepada peserta didik. Dengan teladan yang baik, guru membantu memahami pentingnya kedisiplinan dalam mencapai tujuan, sehingga menumbuhkan sikap pantang menyerah dan motivasi internal yang kuat. Budaya disiplin yang ditanamkan oleh guru juga berdampak pada pembentukan karakter peserta didik di luar lingkungan sekolah.
Peserta didik yang terbiasa dengan disiplin cenderung memiliki sikap tanggung jawab dan kemandirian yang tinggi. Hal ini mampu beradaptasi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari di kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, peran guru tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah, namun juga membentuk pondasi kuat bagi perkembangan mereka di masa depan.
Disiplin memberikan landasan yang kuat untuk pembelajaran efektif. Dengan memiliki pola pikir dan perilaku yang teratur, peserta didik dapat fokus pada pelajaran tanpa terganggu oleh perilaku yang tidak produktif. Disiplin juga membantu untuk mengasah kemampuan organisasi, manajemen waktu, dan tanggung jawab pribadi, keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Ketika terbiasa berdisiplin, mereka akan belajar untuk menghargai kerja keras, ketekunan, dan konsistensi. Mereka juga akan menjadi lebih terampil dalam menangani tekanan dan rintangan, karena disiplin melatih mereka untuk tetap tenang dan fokus dalam menghadapi tantangan.
Implementasi disiplin dalam sistem pendidikan diwujudkan melalui beragam cara, seperti menegakan aturan dan konsistensi. Sekolah menegakkan aturan dan tata tertib yang jelas, serta menerapkannya secara konsisten untuk menciptakan lingkungan belajar yang teratur. Kemudian pembinaan dan pendidikan karakter. Aktivitas di luar kurikulum, seperti ceramah motivasi, program bimbingan, dan kegiatan ekstrakurikuler, digunakan sebagai sarana untuk membentuk karakter peserta didik melalui pengembangan nilai-nilai seperti integritas, kerja keras, dan rasa tanggung jawab. Serta pembinaan diri, mereka didorong untuk mengembangkan disiplin diri melalui praktek manajemen waktu, perencanaan tugas, dan pengaturan prioritas dalam pembelajaran.
Namun, penting untuk diingat bahwa pendekatan disiplin dalam pendidikan haruslah seimbang. Guru diharapkan untuk menerapkan disiplin bukan hanya sebagai bentuk penegakan aturan secara otoriter, namun juga sebagai wujud kasih sayang dan perhatian terhadap perkembangan peserta didik. Dengan pendekatan yang lebih humanis, guru dapat memahami dan mengatasi tantangan individual yang dihadapi mereka dalam menjalani proses pendidikan.
Dalam kesimpulannya, peran guru sebagai budaya dalam sistem pendidikan memiliki dampak yang luas, baik dalam pembentukan karakter siswa maupun menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan pendekatan yang seimbang antara ketegasan dan kepedulian, guru membantu membentuk generasi yang memiliki nilai-nilai kedisiplinan dan tanggung jawab yang kuat, serta siap menghadapi tantangan dalam kehidupan. Oleh karena itu, penting bagi lembaga pendidikan untuk terus memprioritaskan pembentukan disiplin (terutama pendidik) sebagai bagian integral dari pengalaman pendidikan peserta didik agar lebih optimal.(**)