Sosialisasi ke ISB Atma Luhur, Imigrasi Tegaskan Komitmen Cegah TPPO
Sosialisasi ke ISB Atma Luhur, Imigrasi Tegaskan Komitmen Cegah TPPO.-Agus Putra-
PANGKALPINANG - Setelah melakukan sosialisasi di kalangan pelajar SMK Negeri 1 Pangkalpinang, Selasa (9/12/2025), Imigrasi Pangkalpinang melanjutkan kegiatan Sosialisasi Pencegahan TPPO ke Institut Sains dan Bisnis (ISB) Atma Luhur Pangkalpinang pada Rabu (10/12/2025).
Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni ISB Atma Luhur Pangkalpinang, Devi Irawan beserta perwakilan mahasiswa dari berbagai program studi. “Hal ini merupakan wujud komitmen kami untuk senantiasa memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya pelajar maupun mahasiswa dalam rangka kewaspadaan generasi muda akan bahaya TPPO terlebih bahwa pelajar ataupun mahasiswa merupakan kelompok yang rentan sekaligus potensial menjadi target TPPO. Banyak kasus yang bermula dari tawaran pekerjaan, beasiswa, atau perjalanan luar negeri yang terlihat meyakinkan, namun berujung pada eksploitasi dan oleh karenanya edukasi menjadi benteng utama” demikian disampaikan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Pangkalpinang, Ahmad Khumaidi pada saat membuka kegiatan. Senada dengan hal tersebut, Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni ISB Atma Luhur Pangkalpinang, Devi Irawan mengungkapkan apresiasinya terkait penyelenggaraan kegiatan sosialisasi pencegahan TPPO. “Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk membekali mahasiswa dengan pemahaman yang komprehensif mengenai bahaya dan modus TPPO yang semakin kompleks” ujarnya.
Dalam sesi materi, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Pangkalpinang memaparkan perkembangan modus TPPO terkini, termasuk perekrutan melalui media sosial, tawaran work from abroad, online scam compound, hingga iming-iming modeling dan magang internasional. Mahasiswa diajak memahami bagaimana pelaku memanfaatkan celah aspek psikologis, ekonomi, dan minimnya literasi keimigrasian yang dimiliki untuk memancing calon korban.
Selain itu, disampaikan pula data nasional dan regional yang menunjukkan bahwa pola pergerakan TPPO kini tidak lagi bersifat konvensional. Banyak korban direkrut untuk dikirim ke negara ketiga sebagai pekerja ilegal hingga operator kejahatan digital.
Terlihat antusiasme mahasiswa dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada saat sesi tanya jawab terkait materi TPPO dan Keimigrasian yang disampaikan. Para peserta tampak sangat memperhatikan tanggapan yang diberikan, khususnya mengenai kewaspadaan diri dalam berinteraksi di lingkungan pergaulan sehari-hari maupun di kanal media sosial agar tidak terperdaya bujuk rayu pelaku atau jaringan TPPO.(pas)