Siapa 'Buaya' Tambang Illegal di 'Lubuk'? Kini Herman Fu Jadi Sibuk?
Herman Fu-screnshot-
KORANBABELPOS.ID.- 'Urat' tambang illegal di Nadi, Bangka Tengah (Bateng), kini semuanya mengarah ke bos besar, Herman Fu. Alat-alat berat tambang illegal Sarang Ikan hingga Nadi yang disita Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) selalu dikaitkan dengan figur yang dalam beberapa hari terakhir kerap terlihat di Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung (Kejati Babel) itu.
Dan, peran Herman Fu tampaknya bukan isapan jempol belaka. Malah semakin nyata dalam pusaran kasus tambang ilegal dalam kawasan hutan Lubuk Besar, yang sedang ditangani oleh satgas PKH dan Pidsus Kejati Babel itu. Pengakuan tersebut terungkap langsung dari para bos yang alat beratnya sedang ditahan satgas PKH kepada BABEL POS.
Menariknya, keterlibatan Herman Fu tersebut juga sudah diungkapkan para bos alat berat kepada Satgas dan penyidik Kejati. Itu sebabnya dia kini harus mondar-mandir menjalani pemeriksaan di Kejati.
Dari kabar yang BABEL POS peroleh, Herman Fu masih terus mengelak dugaan keterlibatannya itu.
Namun, ada pengakuan bos alat berat kepada BABEL POS soal Herman Fu tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh inisial K als S, nama Herman Fu akrab di telinga masyarakat penambang Lubuk itu. Terlebih para pemilik alat-alat berat Bangka Tengah dan Bangka Selatan.
“Intinya siapa saja tahu 2 lokasi Nadi dan Sarang Ikan yang diamankan oleh Satgas itu adalah milik Herman Fu. Kami gak usah pura-pura gak tahu siapa bosnya, jujur saja siapa saja tahu. Jadi wajar kalau dia (Herman Fu.red) yang menjadi sorotan media,” ungkap K.
Di lapangan -dalam eksploitasi- Herman Fu hanya sekali-kali muncul. Dia memiliki kaki tangan di lapangan mulai dari oknum aparat hingga oknum wartawan. Oknum-oknum itulah yang kemudian memiliki tanggung jawab pekerjaan ilegal itu. Mulai dari pengurusan pekerja, alat berat, teknis eksploitasi timah, pengumpulan hasil hingga keamanan.
“Bos-bos PC (alat berat.red) kalau mau kerja aman ikut bendera Herman Fu. Begitu juga bila punya hasil timah dijual ke Herman Fu biar aman. Gak ada polisi yang berani nangkap. Soal ini semua bukan rahasia lagi lah,” kisah K yang tengah pusing alat beratnya tengah diamankan itu.
“Kalau kerja dengan Herman Fu dijamin aman. Karena banyak bekinganya para aparat itu. Bahkan media terutama di Bangka Tengah tak pernah ada yang mengkritisi soal penambangan ilegal di kawasan hutan Lubuk selama ini,” katanya.
Soal keamanan walau tambang ilegal -awalnya- memang terbukti aman selama ini. Gak ada lembaga penegak hukum daerah ataupun pusat yang berani menyentuh pekerjaan ilegal Herman Fu itu. “Bahkan saking hebat dan kebalnya Herman Fu, walau lagi heboh-hebohnya ada razia satgas halilintar selama ini. Tetapi pekerjaan tambang ilegal sarang ikan dan Nadi alat beratnya tetap saja operasi seperti biasa. Bahkan semakin masif alat berat di sana bahkan terang-terangan, luar biasa itu,” ujarnya seraya geleng-geleng kepala.
Ditambahkan BP rekan sesama pemilik alat berat, ternyata sekebal-kebalnya Herman Fu, tergelincir juga. Yang menyikat kali ini memang bukan polisi atau Dinas Kehutanan melainkan tim satgas PKH bentukan langsung Presiden Prabowo Subianto. “Kami gak menyangka kalau orang kuat kayak Herman Fu bisa juga kena sikat penegak hukum gitu. Karena di saat tambang-tambang lainya pada ngumpet dan tiarap setelah adanya operasi satgas tapi punya Herman Fu tetap kerja bahkan makin besar dan terbuka,” ingatnya.
Terpisah Herman Fu, pada pemeriksaan yang lalu, (14/11), di Kejati Babel memilih mengelak untuk berbicara banyak dengan media. Mantan pengusaha oli bekas asal Sungailiat ini malah mengaku tidak diperiksa penyidik.
Belum genap sebulan, sejak 8 November 2025 sudah 64 unit alat berat disita oleh tim Satgas PKH dari hutan Lubuk Besar, Bangka Tengah. Alat berat tersebut terdiri 62 unit excavator dan 2 unit doser dengan berbagai merk Hitachi, Sany, Kobelco hingga Liu Gong. Seluruh alat berat yang masih kinclong bernilai Rp ratusan miliar tersebut kini dikumpulkan di Nadi. Lokasi dimana sang cukong Herman Fu mengeksploitasi pasir timah dan kuarsa selama ini berlangsung secara ilegal.
Dari bocoran halus yang Babel Pos terima di lapangan santer sang pemilik -selain Herman Fu- disebut: Sofyan, Aloysius alas Aloi, Igus, H Toni, Frengky. Tajudin, Hari alias Athian, Iben, Toyo dan Dong. Menariknya sebagian nama tersebut sudah menjalani pemeriksaan guna penyelidikan di Pidsus Kejati Babel itu.