Menelusuri Jejak Tipikor Tata Niaga Timah, Banyak Cukong Raib?
Ilustrasi-sreenshot-
* Dari Perusahaan Boneka Hingga SHP
MASIF dan intensifnya pengusutan kasus dugaan Tipikor tata niaga timah 2015-2022 oleh pihak Jampidsus Kejagung RI, banyak membuat kalangan cukong timah hanya menunggu nasib dan pasrah.
------------------
KARENA, jika pengusutan itu benar-benar komprehensif, kuat dugaan akan masih banyak pihak yang bakal terseret termasuk kalangan cukong. Dan tak hanya di lingkungan para cukong timah, tapi juga akan menyasar ke kalangan pejabat dan PNS bahkan hingga perbankan.
Ini baru untuk kluster BUMN --perusahaan-perusahaan timah swasta yang terlibat MoU upah lebur dengan PT Timah Tbk--. Belum lagi untuk kluster Pemda --yang tampaknya akan menjadi garapan episode berikutnya setelah kluster BUMN--.
Penelusuran BABELPOS.ID, salah satu menjadi titik sentral terkuaknya dugaan penyimpangan yang dinilai merugikan negara dalam MoU upah lebur itu adalah, dibentuknya 30-an perusahaan boneka yang diduga sebagai pemasok barang yang akan dilebur pihak swasta. Dari barang yang akan dipasok ini juga ada masalah di SHP (Sisa Hasil Produksi) --di sini juga akan menyeret sederet cukong timah nantinya--.
Direksi Perusahaan Boneka
Khusus untuk perusahaan boneka, dari hasil penelusuran media ini, bukan berarti perusahaan abal-abal. Perusahaan ini benar-benar ada, punya nama, terdagtar, punya kantor, hingga punya jajaran direksi.
BACA JUGA:Ada Deposito Rp 1,3 Triliun, dari Transaksi Timah kah? Jejak Kekayaan Cukong
Kuatnya peran perusahaan boneka dalam mendukung MoU itu, maka jajaran direksinya banyak diduduki dari kalangan PNS yang mengerti soal pertimahan.
Seperti keterlibatan PNS di Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bangka Belitung (Babel) bernisial Re misalnya, tak hanya sekedar 'numpang nama'.
Re sangat tenar dan paling santer menjadi buah bibir alias pergunjingan. Re terbilang PNS berusia relatif muda dan beristrikan seorang karyawan aktif di PT Timah.
"Istrinya ada di PT Timah sana, bagian yang bagus jugalah,'' ujar sumber.
"Sebetulnya modus jadi direktur di perusahaan boneka itu bukan hal baru di ESDM ini. Sudah terjadi selama ini, udah tradisi lama. Akhirnya mencuat karena adanya penyidikan dari Kejaksaan Agung RI," ungkap sumber dari internal ESDM.