Pilkada Ulang Pangkalpinang dan Bangka, Kawan Lama, Musuh Baru
Syahril Sahidir-screnshot-
Oleh: Syahril Sahidir
CEO Babel Pos Grup
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) Ulang Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka, hamper dipastikan terjadi 'kawan lama', jadi 'musuh baru'.
----------------
PERNYATAAN 'kawan lama, musuh baru' ini mengingatkan kita akan pernyataan Ketua DPR RI Puan Maharani ketika menyentil soal hubungan PDI Perjuangan dengan Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan ini sontak menjadi viral 2 tahun silam. Tak menyebut nama memang, tapi semua tahu arahnya kemana.
Dan, sekali lagi dalam politik fenomena 'kawan lama, musuh baru' adalah hal biasa. Dalam politik tak ada yang abadi, yang ada hanya kepentingan. Dalam politik, semua kemungkinan bisa saja, mimpi pun kadang terasa seperti baru terjadi.
Mana yang Panas?
Ketika berdikusi dengan salah seorang kandidat calon kepala daerah, penulis hanya mengatakan hal yang perlu dihindari jika terjadi pertarungan hanya dua pasangan calon (Paslon).
Mengapa?
Karena dapat ditebak, serangan dan 'bongkar-bongkaran' antara Paslon tak bisa dihindari. Ketika salah satu Paslon diserang edaran gelap atau surat kaleng yang tak jelas dari mana asalnya, maka Paslon yang diserang dipastikan akan menyatakan itu berasal dari Paslon seberang.
Lalu, melakukan hal serupa, surat gelap diedarkan pula, menyerang kelemahan Paslon sebelah. Paslon seberang pun langsung menuding ini pasti gawean Paslon sebelah. meski tak ada bukti, bukankah lawan kami cuma mereka? Ini pasti balasan surat kaleng yang 'kita' kirim kemarin? Loh??
Sebaliknya, Ketika paslon itu 3 Pasang atau lebih, paslon akan lebih cenderung asyik sendiri. Mereka membangun narasi, bahwa calon mereka la yang terbaik, dan ada kecenderungan menghindari menyerang lawan.
Jadi kalau ditanya, mana yang panas, dua Paslon atau lebih? Maka pasti 2 Paslon.