Baca Koran babelpos Online - Babelpos

Israel Serang Lebanon Selatan

Warga yang Mengungsi.-screnshot-

PASUKAN Israel telah melancarkan serangan darat ke wilayah selatan Lebanon.

--------------

SERANGAN tersebut melalui operasi darat ‘khusus dan terarah’. Targetnya diklaim untuk menghancurkan infrastruktur militer Hizbullah.  Pernyataan resmi militer Israel menyebut ini dipicu oleh intelijen bahwa kelompok militan tengah berusaha membangun kembali kekuatannya pasca gencatan senjata November lalu.

Operasi melibatkan Brigade ke-9 di wilayah Labbouneh dan Brigade ke-300 di Jabal Blat, tepat di sepanjang perbatasan Israel–Lebanon.  Militer bahkan merilis rekaman malam hari yang menampilkan pasukan tengah menelusuri kawasan berdasarkan temuan intelijen.

Tak jelas apakah ini langkah darat pertama sejak gencatan senjata, namun bukan hal baru bahwa Israel melakukan serangan udara harian ke Lebanon.  Serangan itu, termasuk wilayah pinggiran Beirut dengan alasan mencegah pemulihan kekuatan Hizbullah.

Akibat serangan udara belakangan ini, ratusan warga sipil tewas dan banyak rumah hancur.  Presiden Lebanon Joseph Aoun terus mengecam tindakan Israel yang dituduh melanggar gencatan senjata, mendesak agar kompromi dihentikan.

Sementara itu, pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, dalam peringatan Ashura di Beirut, menegaskan bahwa kelompoknya takkan menyerah sebelum Israel menghentikan serangannya dan menarik mundur pasukan sepenuhnya

Gencatan senjata November lalu menuntut Hizbullah mundur ke utara Sungai Litani, sehingga hanya pasukan Lebanon dan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di zona perbatasan.  Namun Israel menolak menarik pasukannya dari lima titik strategis perbatasan dengan alasan menjaga keamanan.

Di sisi lain, laporan menyebut pasukan Lebanon, dengan bantuan intelijen Israel yang ditransfer via AS, telah aktif menghancurkan pangkalan dan jaringan senjata Hizbullah.

Ini menunjukkan ada dinamika diplomatik kompleks dan koordinasi tak langsung yang sedang berjalan.  Situasi ini memicu evaluasi internal Hizbullah setelah perang tahun lalu.

Meski kelompok ini mulai melepas beberapa senjatanya, mereka masih mempertahankan nuansa militer demi “deterrent” jika Israel tak mundur.  Selain itu, utusan AS Tom Barrack baru saja mengapresiasi respons pemerintah Lebanon terhadap proposal AS yang mendorong Hizbullah untuk dipreteli senjatanya dan diterbitkan rencana ekonomi besar untuk pemulihan negara.

Namun selama Hizbullah masih mempertahankan persyaratannya yakni penarikan Israel sebagai imbalan, stabilitas tetap rapuh.***

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan