Ekonomi Babel Masih Terpuruk, Eksport Timah Anjlok!

Ilustrasi-screnshot-
KORANBABELPOS.ID.- Timah masih menjadi panglima ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Tepuruknya ekonomi daerah ini secara menyeluruh dapat ditebak karena terpuruknya sector timah, terutama ekspor.
Dan, terbukti. Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) mengakui menurunnya ekspor timah RI sepanjang tahun 2024 bila dibandingkan dengan jumlah ekspor dari tahun 2020-2023. Bahkan Ketua Umum AETI, Harwendro membeberkan angka eksport yang terus menurut dari tahun ke tahun. Dan ini ia kemukakan dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin, 19 Mei 2025 lalu.
"Itu karena faktor utama penerbitan RKAB terlambat,'' jelasnya.
Juga karena penegakan hukum kasus korupsi tata niaga timah di dalam negeri. Belum lagi, penyitaan 5 fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter) timah di dalam negeri --proses hukum Kejagung--.
Belum lagi rangkaian lain seperti Kembali maraknya penyelundupan bijih timah ilegal ke luar negeri.
Data Eksport Timah AETI yang Terus Menurun:
* 2020: 65.150 ton
* 2021: 74.405 ton
* 2022: 72.251 ton
* 2023: 68.140 ton
* 2024: 45.321 ton
Sejalan dengan AETI, Direktur Utama PT Timah Tbk, Restu Widiyantoro, sebelumnya juga mengungkap maraknya aktivitas tambang ilegal di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) milik perusahaan pelat merah itu di Babel.
''Terutama sejak ada kasus Harvey Moeis dan kawan-kawan,” ujar Restu saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 14 Mei 2025.
Data internal PT Timah mencatat pada April 2025 terdapat 175 kasus tambang ilegal di daratan Bangka, 890 kasus di laut Bangka, dan 110 kasus di daratan Belitung. Untuk menindaklanjuti pelanggaran tersebut, PT Timah mengambil sejumlah langkah seperti mengusir pelaku dari area IUP, menarik ponton ke pesisir, membongkar peralatan tambang, hingga menyerahkan pelaku ke Polres setempat.