Kasus Tipikor, Tanam Pisang Tumbuh Sawit: Saksi Erzaldi tak Hadir?

Tim PH Erzaldi Roesman-screnshot-
Awal pertama membentuk PT NKI saat dirinya berbincang-bincang di kebun milik Ari di Kampak. Dimana saat itu Ari mengajaknya untuk membentuk sebuah perusahaan dibidang konstruksi. Dia pun setuju, akhirnya dibuatkan akta di notaris Ukasa.
Ternyata saat berada di kantor notaris -saat akan penandatanganan- Ari memperkenalkan 2 orang komisaris Budiono dan Agung. “Dengan 2 orang itu -komisaris- hanya kenalnya di kantor notaris saja. Saya menandatanganinya sebagai direktur utama,” ungkap Reza Maryadi.
Selama menjabat setahun sebagai direktur utama itu, Reza Maryadi, mengaku kalau perusahaan itu belum memiliki aktivitas. Dirinya baru tahu kalau PT NKI itu sedang bermasalah di tahun 2024. “Saya tahu setelah permasalahan ini viral di tahun 2024,” katanya.
Di tahun 2018 direktur utama berganti kepada Reza Aditama. Ternyata Reza Aditama merupakan sepupu dari terdakwa Ari Setioko. Reza Aditama menceritakan awal dirinya jadi direktur utama PT NKI saat didatangi langsung oleh Ari.
“Ari meminta saya untuk menjadi direktur, saat itu saya sendiri masih kuliah. Ari sendiri tidak bisa menjadi direkturnya karena masih anggota Polri. Jadi saya mau karena nolong dan membantu keluarga,” kisahnya.
Saat nawarin jadi direktur itu, kata Reza Aditama, Ari mengaku nanti perusahaan itu untuk menanam pisang, di desa Labuh Air Pandan.
Saat disinggung oleh JPU Edowan terkait modal PT NKI ternyata Reza Aditama -walau selaku direktur- mengaku tak tahu menahu. Demikian juga dengan aktivitas PT NKI di lapangan terutama soal perkebunan pisangnya. Namun begitu dia mengaku pernah beberapa kali menandatangani terkait proposal.
“Tidak tahu proses administrasi karena masih kuliah. Ada proposal nanam pisang yang saya tandatangani,” ucapnya polos.
“Apakah saudara tahu soal 2 hektar yang sudah ditanami pisang, lalu dibatalkan oleh Gakkum karena berada di kawasan hutan,” tanya JPU Edowan.
“Saya gak tahu,” jawan Reza Aditama.
Apakah PT NKI punya karyawan,” tanya Edowan lagi.
“Saya tahunya karyawan harian cuma 4 orang. Buat ngangkat-ngangkat pupuk,” ucapnya.***