Petani Gunakan Pupuk Subsidi di Bangka Raih Panen Besar

    SUNGAILIAT - Penjabat Bupati Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Isnaini berpendapat petani yang menggunakan pupuk bersubsidi mampu menghasilkan panen besar atau pendapatan yang banyak.
    "Pemerintah menginginkan petani yang menggunakan pupuk subsidi memperoleh keuntungan yang besar karena harga pupuk bersubsidi di tingkat petani lebih murah," kata Isnaini di Sungailiat, Senin saat membuka rapat koordinasi penyaluran pupuk bersubsidi.
    Harga eceran tertinggi untuk jenis pupuk Urea bersubsidi dijual ke petani di bawah Rp2.250 per kilogram sementara harga eceran pupuk jenis ini yang non subsidi bisa mencapai lebih dari Rp9.000 per kilogram.
    Begitu pula pupuk NPK bersubsidi dengan harga eceran tertinggi Rp2.300 per kilogram, sedangkan harga eceran non subsidi di pasar mencapai Rp10.000 sampai Rp13.000 per kilogram.
    Ia melihat, disparitas harga dengan selisih cukup besar ini yang mempengaruhi penyalur menyelewengkan pupuk bersubsidi untuk dijual bebas.  "Untuk mengantisipasi penyelewengan penyaluran pupuk subsidi, diperlukan pengawasan yang ketat termasuk dilibatkan pihak Kejaksaan sebagai lembaga pendamping," jelas Isnaini.
    Berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka, nomor: 188.4/2646/kpts/DINPANPERTAN/2024 tercatat alokasi kebutuhan pupuk Urea mencapai 102,997 kilogram dan alokasi pupuk NPK sebanyak 343,249 kilogram sementara alokasi NPK Formula mencapai 7,146.81 kilogram.
    Ribuan kilogram alokasi pupuk bersubsidi tersebut diperuntukkan bagi 2,197 petani yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan.  Penyaluran pupuk bersubsidi harus benar-benar tepat sasaran guna mendukung meningkatkan perekonomian nasional maupun perekonomian di daerah. Sehingga hasil panen pangan petani sesuai yang diharapkan.
"Sektor pertanian menjadi sektor yang diunggulkan oleh Presiden Prabowo Subianto," ujarnya. (ant)

Tag
Share