Pola Interaksi dalam Proses Pembelajaran

--

Oleh : Rudiyanto, S.Pd.,Gr.
Guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri 9 Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan
 
Dalam sebuah proses pembelajaran interaksi sangat penting untuk dilakukan. Tanpa adanya interaksi yang baik antara pendidik dengan peserta didik, maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan optimal dan proses pembelajaran tersebut hanya akan berjalan satu arah atau teacher centered learning (proses pembelajaran yang hanya berpusat pada pendidik). Sehingga tujuan dan hasil pembelajaran tidak peserta didik tidak akan tercapai dengan maksimal.

Pendidik yang profesional hendaknya dapat membangun sebuah interaksi yang baik dengan peserta didik. Selain itu pendidik juga harus mampu beradaptasi dengan pola interaksi yang dibutuhkan oleh peserta didik masa kini. Generasi millenial, generasi Z dan generasi alpha adalah generasi yang membutuhkan pola interaksi yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya.

Karakter pola interaksi generasi millenial, generasi Z dan generasi alpha cenderung tidak dapat dilepaskan dari perkembangan dan pertumbuhan arus teknologi dan informasi. Sehingga, pendidik hendaknya dapat dengan cermat memahami situasi dan kondisi tersebut.

Menurut hemat penulis, beberapa pola interaksi yang dapat di implementasikan oleh pendidik dalam sebuah proses pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut:

1. Interaksi dengan melibatkan teknologi dan informasi
Dewasa kini, pendidik dituntut untuk mampu mengoperasikan teknologi dan informasi ke dalam sebuah proses pembelajaran. Kecanggihan teknologi dan informasi harus mampu dimanfaatkan oleh pendidik untuk membangun interaksi yang baik dengan peserta didik.

Misalnya dalam sebuah proses pembelajaran, pendidik menggunakan pembelajaran berbasis game pendidikan melalui wordwall dan platform lainnya yang mampu menggugah interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan antar sesama peserta didik. Selain itu, pendidik juga dapat memanfaatkan platform pembelajaran seperti classroom, google form dan lain sebagainya untuk membangun interaksi secara tidak langsung

2. Mampu menjadi sumber inspirasi dan teladan
Dewasa kini, krisis moral dan krisis multidimensi mulai mempengaruhi peserta didik di Indonesia. Kasus-kasus pembulian, pelecehan seksual dan intoleransi seringkali terjadi di lingkungan pelajar. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya tokoh-tokoh yang menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi mereka.

Dengan demikian, pendidik yang profesional harus mampu menjadi suri tauladan dan sumber inspirasi bagi peserta didik dalam proses pembelajaran dan lingkungan sekitarnya terutama dalam hal berbicara dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bersikap terbuka dan mau mendengar
Dalam sebuah proses pembelajaran, pendidik harus terbuka dan mau mendengar keluh kesah tiap-tiap peserta didiknya. Sehingga pendidik tersebut mampu memahami tiap-tiap kebutuhan individual dan peserta didik tidak menutup diri atas permasalahan-permasalahan yang di alaminya. Dengan demikian, akan terjalin interaksi positif antara pendidik dan peserta didik tersebut.

4. Hindari membentak dan punishment yang tidak mendidik
Punishment dalam sebuah proses pembelajaran sudah tidak sesuai dengan generasi masa kini. Membentak, menghukum dan lain sebagainya justru akan mempengaruhi mental dan psikologi peserta didik. Dengan demikian, pendidik hendaknya dapat membangun interaksi dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Pendidik harus menggunakan pendekatan-pendekatan interaksi yang sesuai dengan karakter tiap-tiap peserta didik.

5. Meminta maaf jika salah
Pendidik adalah manusia biasa yang luput dari kesalahan. Pendidik bukanlah malaikat yang senantiasa benar. Jika melakukan kesalahan bahkan kepada peserta didik, maka pendidik tersebut jangan sungkan untuk meminta maaf. Permintaan maaf adalah bukti kedewasaan, keteguhan dan kelembutan hati seseorang.

6. Bersikap sabar dan bijak
Dampak negatif dari perkembangan arus globalisasi dan teknologi informasi, sangat mempengaruhi sikap dan perilaku peserta didik masa kini. Salah satu contohnya adalah pembulian dan hoax. Dengan demikian, dalam sebuah proses pembelajaran pendidik yang profesional, hendaknya dapat bersikap sabar dan bijak dalam menghadapi tantangan pendidikan saat ini.**


Tag
Share