Kisah Pilu Tahanan Afghanistan Usai 20 Tahun Dipenjara di AS

Kisah Pilu Tahanan Afghanistan Usai 20 Tahun Dipenjara di AS.-screenshot-
Mantan tahanan tersebut mengatakan bahwa ketika pasukan AS menangkapnya, mereka menutup matanya dan menyumpal mulutnya, lalu menempatkannya di sebuah ruangan kecil di Bandara Jalalabad sebelum memindahkannya ke pangkalan militer AS di Bagram.
Setelah itu, dia diterbangkan ke Washington DC.
"Kisah saya panjang," gumamnya. "Di Bagram, saya sama seperti tahanan lainnya. Kemudian mereka (pihak AS) memindahkan saya ke AS. Perjalanan itu sangat menakutkan. Mereka mengikat tangan dan kaki saya, menutup mata saya, dan menyumbat telinga saya. Jaraknya sangat jauh, dan saya merasa kesakitan sepanjang perjalanan."
Duduk di atas tempat tidur tradisional kuno yang disebut caat oleh masyarakat lokal, dan dikelilingi oleh para putra, cucu, dan teman-temannya, pria berjanggut itu berbicara dengan suara lantang dan penuh tekad. "Kebebasan lebih berharga dari apa pun," katanya.
"Ya, saya sangat senang, begitu pula anak-anak dan anggota keluarga saya. Kami semua senang," katanya saat menggambarkan kegembiraan atas pembebasan dan kepulangannya ke rumah.
Di Bagram, Komite Palang Merah Internasional membantu Khan berkomunikasi dengan keluarganya melalui surat. Namun, setelah dia dipindahkan ke AS, tidak ada yang membantunya.
Dari Bagram, dia dipindahkan ke Washington DC untuk diinterogasi lebih lanjut. Setelah putusan pengadilan, dia dipenjara di California, di mana dia menjalani hukumannya sebelum dibebaskan pada Januari lalu sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan.
"Penjara adalah tempat penderitaan. Di Bagram, setiap sel kecil, dengan lebar sekitar 5 meter dan panjang 6 meter, dihuni oleh 15 hingga 20 tahanan," tuturnya, berkaca pada kehidupan di dalam penjara.