Kementan Pacu Brigade Pangan, Sebagai Garda Terdepan Produksi Indonesia

Kementan Pacu Brigade Pangan, Sebagai Garda Terdepan Produksi Indonesia.-Antara-

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan akan fokus dalam upaya menggenjot produksi beras atau pangan utama sebagai bagian dalam upaya mengejar target swasembada pangan. Salah satu yang digalakkan di semua wilayah di Indonesia adalah melalui pembentukan Brigade Pangan (BP). 

BP ini nantinya menjadi garda paling depan dalam mengelola lahan pertanian secara modern, profesional dan terampil. Pemerintah telah menganggarkan dana operasional hingga lebih dari Rp3 miliar untuk setiap satuan BP yang beranggotakan minimal 15 orang petani milenial. 

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan keyakinannya bahwa swasembada pangan bisa segera terwujud. Untuk mewujudkan swasembada pangan, Mentan Amran menyampaikan strateginya, yaitu melibatkan petani milenial dengan dukungan mentor dan pendamping yang siap membantu mereka mengelola usaha tani modern. “Kunci keberhasilan swasembada pangan terletak pada generasi muda. Dengan keterlibatan petani milenial, teknologi modern, dan sumber daya alam yang kita miliki, saya yakin kita bisa melampaui target,” tegas Mentan Amran. Mentan Amran menyebutkan tolok ukur keberhasilan para pendamping dan mentor adalah apabila BP binaannya bisa meningkatkan produktivitas padi. Brigade Pangan nantinya menjadi garda paling depan dalam mengelola lahan pertanian secara modern, profesional dan terampil. “BP ini hanya awal karena selanjutnya kita akan arahkan mereka untuk menjadi pengusaha. Sehingga penting untuk membekali mereka dengan pengetahuan korporasi,” sebut Mentan Amran. 

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menyampaikan saat ini sudah terbentuk ribuan BP yang tersebar di berbagai 12 provinsi dan akan bertambah di tahun 2025 menjadi 14 provinsi. Setiap pendamping bertanggung jawab mengadvokasi lima BP. “Para calon pendamping setidaknya bisa memahami dan menerapkan konsep pertanian modern di wilayahnya masing-masing, mulai dari penggunaan varietas unggul bersertifikat dan pemanfaatan alat dan mesin modern, hingga hilirisasi dan pengelolaan kawasan secara terintegarasi dan terstruktur,” tutur Santi. (ant)

Tag
Share