Pers Mahasiswa Ikuti Pelatihan Jurnalistik

Pers Mahasiswa Ikuti Pelatihan Jurnalistik.-Agus Putra-

PANGKALPINANG - Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara menggelar pelatihan jurnalistik bagi anggota Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dari berbagai universitas se-Pulau Bangka, Rabu (22/1/2025).

Pelatihan yang dipusatkan di ruang Akustik, Gedung Timah 1 Universitas Bangka Belitung (UBB) ini diikuti sebanyak 50 anggota LPM dari berbagai perguruan tinggi seperti UBB, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, Institut Citra Internasional Bangka Belitung dan Institut Pahlawan 12 Bangka. Selain itu ikut serta 20 peserta dari staf humas dari berbagai instansi.

Pelatihan yang mengusung tema " Teknik Dasar Mengolah dan Menyajikan Data Infografis Standar Kantor Berita" ini dibuka secara resmi oleh Rektor UBB Prof. Dr. Ibrahim, S.Fil., M.Si.

Kepala Biro LKBN ANTARA Bangka Belitung, Joko Susilo menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) LKBN Antara.

Tujuannya, kata dia, untuk meningkatkan kompetensi jurnalistik yang bertujuan untuk memberikan peserta pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi jurnalis yang efektif, termasuk penulisan berita yang akurat, wawancara yang mendalam, penelitian yang tepat, dan penggunaan teknologi yang relevan. "Jadi selain edukasi terkait jurnalistik, pelatihan ini juga bisa untuk menjaring para peserta untuk siap bekerja di LKBN Antara atau media swasta lainnya," kata Joko.

Joko mengatakan, dalam pelatihan ini, selain membekali para peserta tentang ilmu dasar jurnalistik, juga sekaligus menjelaskan terkait bagaimana tugas wartawan yang sebenarnya sesuai dengan kode etik jurnalistik. "Tugas wartawan itu bukan hanya reporting saja, tapi juga bagaimana dia mengumpulkan data, menyampaikan data secara benar dan membuat berita secara benar, tidak ambigu dalam menbuat berita," jelas Joko.

Dikatakan Joko, pelatihan ini dilaksanakan secara rutin oleh LKBN Antara di seluruh wilayah Indonesia khususnya di wilayah Bangka Belitung. Kedepan dia berharap bisa bekerjasama dengan UBB untuk melaksanakan pelatihan serupa, sehingga akan banyak mahasiswa yang mengetahui tentang pengolahan dan penyajian berita yang baik dan benar.

Sementara itu, Rektor UBB Prof. Dr. Ibrahim, S.Fil., M.Si menyambut baik pelatihan yang diberikan oleh LKBN Antara, terlebih UBB dipilih sebagai peresmian pertama pelatihan Teknik  Mengolah dan Menyajikan Data Infografis Standar Kantor Berita. "Saya kira pelatihan ini sangat bagus, apalagi fokusnya pengolahan dan penyajian data infografis, apalagi sekarang ini lagi ngetrend dunia infografis dan narasumbernya pun langsung didatangkan dari Jakarta," kata Ibrahim.

Menurut Ibrahim, pelatihan seperti ini sangat penting bagi para mahasiswa. Untuk itu, dia berharap kedepan bisa dilaksanakan secara rutin. "Ilmu jurnalistik kan mengalami perubahan setiap tahunnya. Makanya, saya berharap para peserta bisa mempelajari ilmu yang diberikan, terutama bagaimana menjadi jurnalis yang menulis berita dengan baik dan benar sesuai dengan kaedah dan ketentuannya," tutur Ibrahim.

Ibrahim mengakui bahwa saat ini literasi masyaraka masih relatif rendah. Disamping itu, kemampuan untuk mengandeng data dan informasi pembanding, menurutnya juga masih lemah. "Makanya kita sangat senang dengan tagline LKBN Antara yakni baca berita dari sumbernya, tapi lebih tepatnya baca berita dari sumber aslinya. Karena kita ketahui bersama, ada sebagian berita copy paste, sehingga tak heran terkadang menjadi bias," kata Ibrahim.

Sebagai rektor, dia sangat mendukung dan mendorong LKBN Antara untuk terus memperkuat literasi masyarakat khususnya para mahasiswa melalui pelatihan dasar jurnalistik.

"Karena kita ketahui, literasi mahasiswa itu juga masih relatif rendah, salah satu indikatornya ialah saat menyusun naskah atau artikel sering ditolak oleh LKBN Antara. Saya berharap melalui momentum ini, melaluu literasi itu bisa menjadi salah satu triger kita untuk menulis, karena kalau literasi kita rendah, kita tidak akan bisa menulis banyak hal. Karena kalau kita mau menulis banyak hal, harus membaca banyak hal, bicara banyak hal, harus mendengar banyak hal, sehingga input dan outputya seimbang. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi generasi download, tapi kita menjadi generasi upload," tutup Ibrahim.(pas)

Tag
Share