Sabtu, 18 Jan 2025
Network
Beranda
Headline
Pangkalpinang
Politika
Daerah
Bangka
Bangka Tengah
Bangka Selatan
Bangka Barat
Belitung
Belitung Timur
Komunikasi Bisnis
Advetorial
Kolom
Catatan Politik
Bahasa
History
Taring
Soccer
Lainnya
Gadget
Hiburan
Literasi
Kesehatan
Nasional
Opini
Network
Beranda
Nasional
Detail Artikel
Taksir Kerugian Akibat Pagar Laut Capai Rp116,91 Miliar
Reporter:
Antara
|
Editor:
Jal
|
Jumat , 17 Jan 2025 - 22:20
--
taksir kerugian akibat pagar laut capai rp116,91 miliar jakarta - ekonom dan pakar kebijakan publik dari upn veteran jakarta achmad nur hidayat memperkirakan kerugian yang ditimbulkan oleh pemasangan pagar laut ilegal mencapai rp116,91 miliar per tahun. kerugian ini mencakup dampak terhadap pendapatan nelayan, peningkatan biaya operasional, serta kerusakan ekosistem laut. “keberadaan pagar laut di pesisir tangerang dan bekasi telah menciptakan kerugian ekonomi, sosial, dan ekologis yang signifikan. proyek ini tidak hanya merugikan nelayan, tetapi juga gagal memberikan manfaat yang dijanjikan. fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa pembangunan pagar ini lebih banyak memberikan dampak negatif daripada positif,” kata achmad seperti diberitakan antara, kamis (16/1). ia merinci, kerugian sebesar rp116,91 miliar tersebut terdiri dari penurunan pendapatan nelayan sebesar rp93,31 miliar per tahun, peningkatan biaya operasional sebesar rp18,60 miliar per tahun, dan kerusakan ekosistem laut senilai rp5 miliar per tahun. perhitungan ini didasarkan pada data dari ombudsman ri serta analisis ekologis independen. sebagaimana diketahui, telah ditemukan pembangunan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di pesisir utara kabupaten tangerang dan 8 kilometer di bekasi yang tengah menjadi sorotan. pagar ini diklaim sebagai upaya mitigasi abrasi dan tsunami, namun data menunjukkan bahwa struktur ini lebih banyak mendatangkan kerugian. berdasarkan data ombudsman ri, sekitar 3.888 nelayan di tangerang dan bekasi mengalami kerugian akibat terhambatnya akses ke wilayah tangkapan ikan. achmad menilai pendapatan nelayan menurun rata-rata rp100.000 per hari karena waktu melaut yang berkurang dan jarak melaut yang lebih jauh. dengan asumsi nelayan bekerja 20 hari per bulan, kerugian total mencapai rp7,776 miliar setiap bulan atau rp93,31 miliar per tahun. selain itu, rute melaut yang lebih panjang meningkatkan konsumsi bahan bakar hingga rp1,55 miliar per bulan atau rp18,60 miliar per tahun. biaya tambahan ini semakin memperburuk kondisi ekonomi nelayan. "dengan ekosistem yang terganggu dan akses masyarakat yang terbatas, pagar laut ini justru menjadi penghalang utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir," ujarnya. selain kerugian ekonomi, pagar laut juga dinilai merusak ekosistem pesisir. struktur bambu dan pemberat pasir yang digunakan untuk membangun pagar mengganggu habitat alami ikan, udang, dan kerang. hal ini memperburuk kondisi ekosistem yang sudah rentan akibat aktivitas manusia lainnya. "hal ini semakin memperburuk kondisi ekosistem yang sudah rentan akibat aktivitas manusia lainnya. alih-alih mencegah abrasi, pagar ini justru menciptakan tekanan baru pada lingkungan," terang achmad. lebih lanjut, analisis biaya dan manfaat (cost-benefit analysis) menunjukkan ketimpangan yang mencolok antara kerugian yang ditimbulkan dan manfaat yang diharapkan. dengan kerugian ekonomi yang mencapai rp116,91 miliar per tahun, namun manfaat seperti mitigasi abrasi dan tsunami serta budidaya kerang hijau tidak dapat diverifikasi atau memberikan dampak nyata. "hasil analisis ini menunjukkan bahwa proyek pagar laut tidak memberikan nilai tambah bagi masyarakat pesisir. sebaliknya, proyek ini justru menciptakan beban tambahan yang signifikan bagi masyarakat lokal," tuturnya. oleh karena itu, ia menekankan perlunya tindakan tegas untuk mengatasi permasalahan ini. achmad merekomendasikan agar pagar laut ilegal segera dibongkar demi memulihkan akses nelayan ke wilayah penangkapan ikan. selain itu, kebijakan berbasis data harus diterapkan untuk memastikan bahwa mitigasi abrasi dilakukan secara efektif dan berkelanjutan. pemerintah juga harus meningkatkan pengawasan terhadap wilayah pesisir untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan. "dengan langkah-langkah tersebut, keadilan bagi nelayan dapat dipulihkan, dan ekosistem pesisir dapat dilindungi dari kerusakan lebih lanjut. semua pihak harus bersinergi untuk memastikan bahwa kebijakan pembangunan selalu berpihak pada rakyat kecil dan lingkungan yang berkelanjutan," ujarnya. (ant)
1
2
3
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Babel Pos 19 Januari 2025
Berita Terkini
King Faisal Specialist Hospital and Research Centre Implantasi Pompa Jantung Buatan Dibantu Robot
Headline
6 menit
Matangkan Persiapan Jelang Indonesia Masters
Soccer
11 jam
Indonesia Dipastikan Jadi Tuan Rumah WRC
Soccer
11 jam
185 Pemda Bebaskan BPHTB Bagi Rakyat Kecil
Nasional
11 jam
Taksir Kerugian Akibat Pagar Laut Capai Rp116,91 Miliar
Nasional
11 jam
Berita Terpopuler
Iwan Akhirnya Terciduk Juga Setelah 12 Tahun Buronan
Headline
23 jam
6 Manfaat Makan Kurma Setiap Hari
Kesehatan
11 jam
Buronan Iwan Rinaldi 12 Tahun Jadi Rudi Aditya Yahya
Headline
18 jam
Vivo X200 Series Tawarkan Keunggulan Fotografi
Komunikasi Bisnis
11 jam
Taksir Kerugian Akibat Pagar Laut Capai Rp116,91 Miliar
Nasional
11 jam
Berita Pilihan
Prabowo: Koruptor Bertobatlah!
Headline
4 minggu
Harvey Moeis: Anak-Anakku, Papa Bukan Koruptor, Mana CSR Rp 320 M?
Headline
4 minggu
Prabowo Maafkan Koruptor Asal Kembalikan Uang Negara, Yusril: Rencana Amnesti dan Abolisi
Headline
4 minggu
Ratusan Artefak dari Belanda Kembali ke Indonesia
Headline
4 minggu
PKB Sedang Mengkaji Gubernur Ditunjuk Langsung
Politika
1 bulan