Pojok Baca di Rumah sebagai Jantung untuk Meningkatkan Literasi
--
Oleh Indra Pirmana, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia dan Ketua MGMP Bahasa Indonesia Rayon 2 Bangka Selatan
Waktu belajar peserta didik setiap jenjang berbeda-beda, termasuk durasi waktu yang diperlukan untuk belajar, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas dan durasi waktu ada yang sampai 6-8 jam per harinya, artinya waktu belajar peserta didik di sekolah sangat terbatas walaupun di sekolahnya sudah memiliki perpustakaan dan pojok baca di setiap kelasnya. Namun berbeda dengan di rumah memiliki waktu yang sangat luas.
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi durasi waktu belajar di masing-masing jenjang pendidikan yakni, semakin tinggi jenjang pendidikan maka akan semakin sulit materi yang harus dipahami, sehingga waktu belajar yang diperlukan juga lebih lama dan perlunya pengawasan dari orang tua saat di rumah. Karena setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda untuk memahami materi yang di berikan Gurunya.
Di zaman yang penuh dengan digital yang serba canggih ini, membaca adalah salah satu cara untuk menumbuhkan minat baca dengan menciptakan pojok baca di rumah. Karena, pojok baca di rumah merupakan salah satu bagian terpenting dalam menumbuhkan minat baca.
Pojok baca yang menarik dan mudah dijangkau akan menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik untuk membaca. Ketika anak memiliki ruang khusus yang menyenangkan untuk membaca, mereka cenderung lebih sering meluangkan waktu untuk membuka buku setiap harinya.
Hal ini penting, karena minat baca yang tinggi akan memengaruhi kebiasaan belajar peserta didik di masa depan. Dengan menyediakan buku-buku yang sesuai dengan jenjang, minat peserta didik akan merasa lebih tertarik dan termotivasi untuk membaca di rumah.
Pojok baca bukan hanya untuk membaca buku, tetapi juga untuk membangun kebiasaan positif yang mendukung perkembangan karakter peserta didik dan bisa mengurangi penggunaan gadget. Karena, gadget dapat memiliki dampak positif dan negatif .
Ketika peserta didik memiliki rutinitas untuk membaca setiap hari, mereka belajar untuk mengatur waktu mengutamakan kegiatan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya memiliki akhlak mulia dan kepribadian yang unggul. Hal ini akan membentuk kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sejak dini. Selain itu, kebiasaan membaca juga membantu peserta didik untuk belajar mandiri dalam mengerjakan tugas.
Ketika membaca salah satu buku misalnya tentang cerita di pelajaran bahasa Indonesia, maka peserta didik akan memahami tokoh-tokoh dalam cerita tersebut, kemudian memahami tentang emosi, perasaan, dan cara berinteraksi dengan orang lain. Pojok baca di rumah juga dapat menciptakan kesempatan bagi orang tua untuk mendampingi peserta didik pada saat membaca.
Pojok baca di rumah tidak hanya menyediakan buku cerita, tetapi juga buku-buku edukatif atau buku yang membantu proses pembelajaran dan menambah wawasan pembacanya. Buku-buku edukatif artinya dapat membantu peserta didik mempelajari berbagai hal baru dengan cara yang menyenangkan agar peserta didik memiliki insan intelektual yang kritis, inovatif, dan bisa belajar mandiri. Melalui pojok baca di rumah, maka akan memperoleh pengetahuan tambahan di luar apa yang diajarkan di sekolah.
Lingkungan rumah yang menyediakan ruang baca yang nyaman, peserta didik akan merasa bahwa membaca adalah aktivitas yang sangat menyenangkan dan berharga baginya. Tidak hanya itu, keberadaan pojok baca juga menciptakan suasana yang tenang, bisa membatasi waktu penggunaan gadget yang memungkinkan anak untuk lebih fokus dan berkonsentrasi dalam membaca. Selain itu, keluarga bisa saling berbagi buku atau mendiskusikan buku yang telah dibaca. Ini menciptakan ikatan positif dalam keluarga dan membangun budaya membaca di rumah.
Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk kebiasaan membaca peserta didik. Dengan memiliki pojok baca di rumah, orang tua dapat lebih mudah memantau dan mendampingi proses belajarnya. Peserta didik bisa meminjam buku-buku yang sesuai dengan jenjang pendidikan di perpustakaan sekolah sesuai minatnya.
Keterlibatan orang tua dalam kegiatan membaca juga memberikan contoh yang baik. Ketika peserta didik melihat orang tua mereka membaca, mereka akan lebih terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Namun, tidak semua peserta didik memiliki pojok baca di rumahnya.
Pojok baca di rumah lebih dari sekadar tempat untuk menyimpan buku bahkan sebagai sarana untuk menumbuhkan minat baca, mendukung perkembangan kognitif dan emosional peserta didik, serta membangun kebiasaan positif yang bermanfaat dalam kehidupan mereka.
Dengan menciptakan pojok baca yang nyaman, menarik, dan mudah dijangkau, maka akan membantu peserta didik untuk lebih mencintai dunia literasi dan belajar secara menyenangkan. Namun harus bisa mengatur waktu antara belajar, bermain, berinteraksi dengan masyarakat agar badan tetap sehat dan bugar.
Menumbuhkan budaya membaca sejak dini tidak hanya bermanfaat untuk perkembangan peserta didik, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung proses pembelajaran dan pengembangan diri.
Jadi, mulailah menciptakan pojok baca di rumah dan lihat bagaimana peserta didik bisa berkembang menjadi individu yang lebih cerdas, kreatif, dan berkualitas. Karena pepatah mengatakan, “banyak baca banyak tahu.†Artinya dengan membaca, peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan sehingga menghasilkan peserta didik yang cerdas.