Selasa, 26 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Pangkalpinang
Politika
Daerah
Bangka
Bangka Tengah
Bangka Selatan
Bangka Barat
Belitung
Belitung Timur
Komunikasi Bisnis
Advetorial
Kolom
Catatan Politik
Bahasa
History
Taring
Soccer
Lainnya
Gadget
Hiburan
Literasi
Kesehatan
Nasional
Opini
Network
Beranda
Taring
Detail Artikel
Republik Bangkrut
Reporter:
Ahmadi Sopyan
|
Editor:
Syahril Sahidir
|
Kamis , 01 Feb 2024 - 20:01
Ahmadi Sopyan--
republik bangkrut oleh: ahmadi sofyan penulis buku / pemerhati sosial budaya rasa-rasanya hanya kentut saja di negeri ini yang tidak dikenai pajak demi membiaya negara. ------------ kalau seorang bapak sebagai kepala rumah tangga bangkrut dari usaha yang ia jalani, maka isteri dan anak-anaknya pasti merasakan dampak ekonomi. kalau sebuah perusahaan yang bangkrut, maka pemilik saham dan karyawan akan merasakan langsung dampak kebangkrutan tersebut. umumnya kebangkrutan tersebut karena menumpuknya hutang akibat manajemen yang keliru, tidak pandainya pengelola, mental korup, serta kurang cerdas melihat peluang dan tantangan yang ada sehingga mengalami kebangkrutan. bagaimana lagi jika yang bangkrut adalah sebuah negara? sudah cukup banyak deretan negara-negara yang mengalami kebangkrutan (default) karena tidak mampu lagi membayar hutang. kita sebut saja misalnya yunani, zimbabwe, jamaica, ekuador dan beberapa negara lainnya. saat ini konon menurut banyak pengamat ekonomi, indonesia diambang kebangkrutan akibat pemerintah ri terus menerus menumpuk hutang bahkan hampir 900 triliyun. baca juga:aroma durian dan caleg ditambah dalam beberapa periode terkahir ini berapa banyak sudah aset nasional yang dijual sahamnya sehingga semakin lebar terbukanya pintu kebangkrutan. pemerintah masih sibuk dengan pencitraan, tim sukses sepertinya tidak selesai-selesai tugas me-“nabi”-kan seseorang yang diyakini mampu memperbaiki persoalan bangsa, namun kenyataan yang ada justru sebaliknya. sejak reformasi bergulir, pembangunan yang ada di negeri seperti “basing terabas”. setiap pergantian pemimpin, pergantian menteri, pergantian kepala daerah, maka berubah pula pembangunan yang sedang dan akan berjalan. bahkan yang sudah berjalan pun jika tidak sesuai dengan kehendak sang pemimpin, bisa dihentikan. tak ada lagi yang namanya pembangunan berkelanjutan, yang ada adalah pembangunan yang menguntungkan sang pengambil keputusan dan yang punya wewenang. secara ekonomi, ada beberapa faktor penyebab indonesia diambang kebangkrutan saat ini, antara lain: 1) besar anggaran “percuma” aparatur negara 2) lamanya pengerjaan proyek negara yang membuat semakin mahal biaya yang dibutuhkan. 3) tidak fokusnya pemerintah dalam melakukan pembangunan 4) ego sektoral antar lembaga negara 5) penegakan hukum yang lemah dan peraturan yang tumpang tindih dari 5 faktor tersebut, yang tiada lain penyebab terbesarnya adalah mental para aparatur negara kita. bangkrut budaya, bangkrut ideologi jika ditelisik lebih mendalam, parahnya kebangkrutan ekonomi di republik tidak lepas dari bangkrutnya kearifan lokal (local wisdom) di kalangan masyarakat serta semakin remang-remangnya ideologi bangsa. perkembangan zaman dan canggihnya teknologi yang tidak diiringi dengan kesiapan mental masyarakat kita, ditambah lagi dengan terbukanya pintu yang demikian lebar bagi para kuli-kuli (entah kuli benaran ataukah “kuli” terlatih) dari china dipastikan berdampak secara sosial bagi generasi mendatang. bahkan bukan hanya dampak sosial, tapi politik, ekonomi, budaya bahkan keamanan. artinya, untuk saat ini, jangankan para pengusaha, kuli dan buruh saja di negeri ini terancam akibat banyaknya pendatang dari china yang terus menerus berdatangan. baca juga:kolaborasi banjir oleh karenanya, ada beberapa hal yang penting dilakukan sesegera mungkin dilakukan oleh pemerintah kita saat ini, baik di tingkat daerah maupun pusat, antara lain: fokus pada satu bidang pembangunan yang dianggap cepat mengembalikan keadaan negara, misalnya di bidang pariwisata, memperkokoh peran tni dalam pengamanan negeri, terutama permasalahan ideologi yang kian terkikis, peraturan dan hukum harus ditegakkan serta sinergitas antar lembaga negara harus kembali dieratkan. sinergitas ini menjadi sulit karena sampai saat ini kita bangsa indonesia sepertinya tidak punya lagi “guru bangsa” sebagai lem perekat para pemimpin yang sedang memegang tampuk kekuasaan dalam berbagai lembaga negara. sebagai rakyat yang tinggal di kebun tepi sungai dan jauh dari kekuasaan dan pengetahuan tentang negara, saya secara pribadi melihat era sekarang adalah era yang paling parah. entah kemana janji-janji kampanye tempo doeloe, entah apa kabar esemka, kapal sapi, tol laut, kereta cepat, traktor tangan, kartu-kartu “aladin”, semuanya seperti sia-sia dan entahlah, “aku rapopo” alias “mane kenek ikak lah”. sebab memang maunya rakyatnya ya begini, kita tetap harus mencintai negeri walau dalam keadaan ngeri. baca juga:urang bangka & karakternya sudahlah, tulisan kali ini sangat semerawut dan singkat, karena yang menulis sedang bangkrut ide. salam bangkrut!!(*)
1
2
»
Tag
# taering
# ahmadi sopyan
# ahmadi
# sopyan
# ringan
# catatan
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Babel Pos 2 Februari 2024
Berita Terkini
Wagub Bengkulu Minta ASN untuk Berani Menolak Perintah Tidak Benar
Headline
56 menit
Kapolres Minta Personel Cegah Gangguan Kamtibmas saat Pilkada dengan Patroli
Headline
1 jam
STY Bakal Saring 33 Pemain untuk Piala AFF, Ini Nama-Namanya
Headline
1 jam
Wapres Filipina Terus Menebar Ancaman Bunuh, Termasuk Istri Presiden & Ketua Parlemen
Headline
12 jam
Liverpool Kokoh di Puncak, Manchester United Stagnan di Posisi 12
Soccer
12 jam
Berita Terpopuler
Kejati Babel Pantau Langsung Dugaan-Dugaan Kecurangan Hasil Pilkada Lewat Spradik
Headline
15 jam
Kapolda Minta Tindaklanjuti Kasus Dugaan Pencurian Sawit PT BPL Bangka Barat
Headline
17 jam
Pria Misterius Ditemukan Tewas terapung di Sungai Baturusa
Headline
21 jam
Lagi, Soal Penentu Kerugian Negara Kasus Tipikor Timah, BPK Bukan BPKP!
Headline
12 jam
Trio Bandit Diringkus Ditreskrimsus Polda Babel, Mainkan 4.000 Liter Solar
Headline
23 jam
Berita Pilihan
Pernyataan Sandra Dewi Mengecewakan, Rp 420 M, Kemana?
Headline
1 bulan
Bos Smelter Ungkap, MoU Dengan PT Timah dan CSR untuk Bantu Pemerintah dan Rakyat
Headline
1 bulan
Sidang Tipikor Tata Niaga Timah Aon Cs, Saksi Tak Sebut Terdakwa?
Headline
2 bulan
Tipikor Timah, dari Super Heboh, Kini Mulai Senyap?
Headline
5 bulan
Dugaan Tipikor KUR BSB Naik Penyidikan, Siapa Calon Tersangka?
Headline
5 bulan