Di Pertiba Pagi Ini: Guru Besar Prihatin Ekonomi Babel yang Makin Terpuruk
Ilustrasi-screnshoot -
KORANBABELPOS.ID.- Fakta yang tak dapat disangkal, sepanjang tahun 2024 ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terpuruk.
Guru Besar Ekonomi Sumberdaya Hutan IPB Prof. Sudarmo dan sejumlah akademisi menyampaikan keprihatinan mendalam atas terpuruknya kondisi ekonomi Negeri Serumpun Sebalai pasca penegakan hukum kasus timah itu. Sebagaimana dirilis data BPS tahun 2024, Propinsi Babel kini menjadi propinsi dengan angka pertumbuhan terendah di Indonesia. Dari fakta ini terbukti, ambruknya sektor timah di Babel melahirkan multiplier efect.
Keprihatinan tersebut disampaikan Prof Sudarsono dan sejumlah akademisi dalam diskusi panel yang digelar di Universitas Pertiba Pangkal Pinang, Sabtu, 21 Desember 2024.
Hadir dalam acara tersebut, Rektor Universitas Pertiba Dr Suhardi, Dekan Fakultas Ekonomi UBB Devi Valeriani, dosen pasca Sarjana Univ Pertiba Dr Adystia Sunggara dan Ketua Harian Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) Eka Mulya Putra.
Sementara yang bertindak sebagai moderator adalah Dr Adha Al Kodri.
Prof Sudarsono selama ini dikenal sebagai akademisi yang mengkritik keras hitungan kerugian negara dalam kasus timah sebesar Rp 300 trilyun. Sebagaimana disampaikan dalam seminar di FEB UI 6 Desember 2024, Guru besar IPB tersebut memastikan bahwa metode penghitungannya salah dan hasilnya tidak bisa dijadikan kesimpulan kerugian negara.
Sudarsono menilai bahwa metode yang digunakan salah, perangkat penelitiannya juga lemah dan tidak diteliti melalui multi disipliner ilmu.
meskipun keliru, tapi terbukti telah mengakibatkan persoalan serius di Bangka Belitung, yakni keterpurukan ekonomi, ujar Sudarsono (6/12).
Acara diskusi panel dihadiri puluhan mahasiswa program magister ilmu hukum dan ekonomi universitas Pertiba, akademisi dan berbagai perguruan tinggi di Bangka Belitung, bahkan dari Universitas Mataram, NTB.***