Wartawan Senior Asal Baturusa, Babel Meninggal Dunia, Lukman Setiawan: Harus Bisa!
Wartawan Amir Daud dan Lukman Setiawan-screnshot-
''SAYA orang Baturusa, masih ada batu rusanya?''
-----------------------
DEMIKIAN kalimat yang meluncur dari wartawan Senior Lukman Setiawan, saat peresmian Gedung Graha Pena Harian Babel Pos, di Selindung Baru, Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Saat itu, Lukman Setiawan Bersama Alwi Hamu (wartawan senior asal Makasar) menghadiri peresmian kantor media tersebut.
''Masih Bos, nanti saya antar mau Bos?'' tanya penulis.
Lukman Setiawan yang saat itu tahun 2010 masih tampak enerjik meski memang sudah tidak muda lagi berujar, dia akan jalan sendiri untuk mengenang masa lalunya. Dia mengaku memang kelahiran Baturusa, Bangka.
Sama dengan bos-bos lainnya, hal yang selalu ditanamkan bos yang satu ini adalah, 'Harus Bisa! Dan tak boleh menyerah!
Kemarin, Kabar duka pun datang. Lukman Setiawan berpulang.
Lukman tutup usia pada umur 90 tahun di sebuah rumah sakit di Singapura pada Senin, 16 Desember 2024, pukul 23.57 waktu setempat. Wartawan senior ini berperan besar dalam mendirikan harian Bisnis Indonesia grup dan majalah Tempo grup.
Mendiang Lukman juga turut mendirikan Wahan Semesta Merdeka WSM, perusahaan holding yang mengelola Sumatera Ekspres Grup (SEG). Saat ini, jenazah tengah dipulangkan ke Jakarta. Dan di Grand Heaven Pluit, Jakarta Utara. pemakaman akan diumumkan oleh keluarga dalam waktu dekat.
“Telah kembali ke Rumah Bapa di Surga, Papi kami, Lukman Setiawan, Senin, 16 Desember 2024 jam 23.57 (waktu Singapura). Dalam usia 90 tahun,” demikian pesan singkat di sejumlah grup.
Lukman Setiawan dikenal sebagai wartawan yang memiliki kiprah panjang dan kontribusi besar terhadap dunia pers Indonesia.
Awal kariernya dimulai di harian Kompas. Dalam perkembangan, mendiang Lukman kemudian memutuskan untuk bertransformasi dan turut mendirikan majalah Tempo pada 6 Maret 1971 bersama sejumlah tokoh pers terkemuka.
Seperti Goenawan Mohamad, Hardjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Usamah, dan Christianto Wibisono.
Keberadaan Tempo sebagai majalah berita mingguan yang fokus pada jurnalisme investigatif menjadi tonggak penting dalam sejarah pers Indonesia. Lukman berperan sebagai negosiator utama dalam menggandeng Ciputra, pendiri Ciputra Group, untuk mendanai pendirian Tempo.