Transformasi Pendidikan di Indonesia: Implementasi Peningkatan Literasi Sebagai Syarat Utama Kelulusan Pendidi
--
Nama: Rifqy Nugraha
SMAS Muhammadiyah Toboali
Pendidikan di Indonesia yang terus menerus berkembang, namun tetap saja memiliki tantangan dan kekurangan yang signifikan dalam mencetak generasi emas yang siap menghadapi tantangan pada zaman sekarang.
Di era yang penuh dengan informasi dan persaingan global, keterampilan kritis seperti analisis, penulisan, dan penelitian menjadi semakin penting. Namun, pada kenyataannya, pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia masih cenderung menekankan pada aspek hafalan dan evaluasi berbasis ujian akhir yang kurang melatih keterampilan penting tersebut. Oleh karena itu, menerapkan objek penelitian dan literasi dasar sebagai syarat kelulusan di tingkat SMA menjadi sebuah langkah penyelesaian yang revolusioner yang patut dipertimbangkan.
Negara Indonesia memiliki permasalahan dalam bidang pendidikan terhadap siswanya yaitu, kurangnya tujuan dan orientasi pendidikan pada dalam diri siswa, siswa cenderung bersikap acuh kepada kurikulum yang di terapkan sekarang membuat siswa seakan tidak memiliki arah dan tujuan dalam berpendidikan.
Selain itu siswa memiliki tingkat kesadaran yang minim dalam pendidikan yang ingin dia tempuh, siswa dominan memiliki sikap yang pasif dalam beberapa aspek seperti mengelola suatu informasi, keterampilan dalam menulis dan tidak memiliki antusias dalam merancang sesuatu serta menciptakan sesuatu untuk ke depannya.
Dengan langkah ini bisa menjadi solusi yang sangat efektif untuk meningkatkan mutu dan tujuan dalam pendidikan dan mendorong siswa mengembangkan kemampuan menulis, menganalisis, dan berpikir kritis. Penelitian dan Literasi dasar sebagai syarat kelulusan bukanlah sekadar tugas akhir, melainkan sebuah pendekatan belajar yang mengajarkan siswa untuk bisa menghadapi proses yang membuat mereka belajar akan hal baru mulai dari penyusunan hipotesis, pengumpulan data, analisis, hingga kesimpulan.
Sistem ini, apabila diterapkan dengan baik dan konsisten, dapat membekali siswa dengan keterampilan dasar penelitian yang penting di dunia pendidikan tinggi dan dunia kerja. Salah satu manfaat utama dari penerapan objek penelitian sebagai syarat kelulusan adalah meningkatnya kualitas daya keterampilan berpikir kritis pada siswa.
Siswa akan didorong untuk menemukan topik yang menarik dan relevan dengan kondisi yang mendorong mereka menemukan celah pada tiap permasalahan di sekitar, melakukan kajian mendalam untuk menemukan solusi, serta menyajikan penemuan mereka secara sistematis. Proses ini mengajarkan siswa untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga mampu memproses, mengevaluasi, dan merumuskan pendapat berdasarkan data yang mereka temukan.
Dalam jangka panjang, keterampilan ini akan mencetak generasi yang tidak hanya berwawasan luas tetapi juga mampu berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Selain itu, pendekatan ini akan mengasah kemampuan menulis yang baik pada siswa, Karena menulis merupakan skill dasar yang tidak akan lepas dalam dunia pendidikan maupun kerja bahkan keseharian, menulis bukan hanya menyajikan sebuah tulisan untuk di sebar luaskan, namun isi dan cara menyajikan agar lebih kompleks serta sistematis.
Kegiatan penelitian menuntut siswa untuk menyusun laporan ilmiah yang sistematis dan argumentatif. Mereka tidak hanya dituntut untuk memahami materi, tetapi juga menyajikan pemahaman tersebut dalam bentuk tulisan yang mudah dipahami. Kemampuan menulis yang baik mencerminkan kedalaman pemahaman seseorang terhadap suatu topik serta kemampuannya untuk berkomunikasi secara efektif.
Di sisi lain, penerapan penelitian sebagai syarat kelulusan juga memerlukan dukungan dari pihak sekolah, termasuk dari para pendidik. Guru perlu dilatih untuk dapat membimbing siswa dalam penelitian. Selain itu, sekolah perlu menyediakan fasilitas yang memadai, seperti akses terhadap literatur, laboratorium, dan platform digital, yang akan memudahkan proses penelitian. Hal ini memang menuntut investasi lebih dari pemerintah maupun pihak sekolah, namun manfaat jangka panjang yang akan diraih sebanding dengan pengorbanan yang diberikan untuk menciptakan generasi emas pada indonesia.
Dalam penerapan sistem ini, siswa tidak hanya akan terbebani dengan tugas yang berat, namun juga mendapatkan pengalaman yang berharga. Untuk mencegah agar tidak memberatkan siswa, beberapa hal harus di perhatikan yaitu, waktu dalam melaksanakan penelitian agar tidak terlalu menumpuk serta penelitian dan tugas yang di berikan pada siswa harus disesuaikan dengan kapasitas masing-masing individu maupun kelompok, baik dalam hal topik maupun kedalaman kajian.
Siswa juga dapat melakukan objek penelitian sesuai dengan minat pada bidang lingkungan alam maupun sosial. Dengan demikian, siswa dapat merasa tertantang namun tetap termotivasi. Selain itu, guru dan sekolah juga harus memperhatikan aspek pembinaan dan bimbingan yang mendalam agar siswa tidak merasa kebingungan atau kesulitan dalam menyelesaikan penelitian mereka.
Jika kebijakan ini diterapkan, ada potensi perubahan yang signifikan terhadap tujuan, orientasi dan literasi pada pendidikan di tingkat SMA. Tidak lagi sekadar berfokus pada hasil ujian, tetapi mengarah pada pengembangan keterampilan praktis yang relevan. Dampak positifnya tidak hanya akan dirasakan di tingkat pendidikan, tetapi juga pada masa depan lulusan SMA.
Mereka akan memiliki kemampuan analisis dan dasar penelitian yang kuat, yang dapat menjadi modal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau bahkan terjun langsung ke dunia kerja. Hal ini tentunya mendukung upaya pemerintah dalam mencetak generasi yang kompeten dan berdaya saing tinggi di era globalisasi.
Transformasi pendidikan yang mewajibkan penelitian di tingkat SMA pada dasarnya adalah solusi strategis untuk mengatasi kelemahan sistem pendidikan yang ada saat ini. Dengan menghadirkan penelitian sebagai syarat utama kelulusan, diharapkan siswa Indonesia mampu menulis, menganalisis, dan berpikir kritis sejak usia dini. Ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, tetapi juga akan menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.
Memang, proses penerapan kebijakan ini mungkin memerlukan penyesuaian dan dukungan dari berbagai pihak, namun dengan komitmen dan sinergi bersama, Indonesia dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih efektif dan bermanfaat bagi masa depan generasi emas dalam negara Indonesia.**