Rusia Tembakkan Rudal Hipersonik ke Ukraina, Putin Minta Barat Mundur!

Ilustrasi-screenshot-

Meskipun ia mengakui negara-negara lain akan segera mengembangkannya.

"Itu akan terjadi besok, setelah satu atau dua tahun. Namun, kami memiliki sistem ini sekarang. Itu penting,” lanjut Putin.

BACA JUGA:Trump Menang, Putin Kok Diam Saja?

Pertemuan yang diaturnya dengan menteri pertahanan dan mereka yang bertanggung jawab mengembangkan rudal itu terjadi pada akhir minggu di mana konflik Ukraina meningkat dengan cepat.

Putin mengatakan penembakan rudal Oreshnik merupakan respons langsung terhadap penggunaan rudal yang dipasok AS dan Inggris oleh pasukan Kyiv di wilayah Rusia untuk pertama kalinya.

Sementara itu, Ukraina meminta mitra Baratnya untuk memperbarui sistem pertahanan udara setelah Rusia menembakkan rudal balistik ultra-cepat ke kota Dnipro minggu ini, kata Presiden Volodymyr Zelensky pada hari Jumat.

"Menteri Pertahanan Ukraina saat ini tengah mengadakan pertemuan dengan mitra-mitra kami terkait sistem pertahanan udara baru - tepatnya jenis sistem yang dapat melindungi nyawa dari berbagai risiko baru," kata Zelensky yang dipublikasikan di media sosial.

Parlemen Ukraina membatalkan sidang karena keamanan diperketat menyusul serangan Rusia hari Kamis terhadap fasilitas militer di Dnipro. 

NATO dan Ukraina akan mengadakan pembicaraan darurat hari Selasa setelah Rusia menyerang Dnipro dengan rudal balistik hipersonik eksperimental yang meningkatkan perang yang telah berlangsung hampir 33 bulan.

Konflik tersebut 'memasuki fase yang menentukan, kata Perdana Menteri Polandia Donald Tusk pada hari Jumat, dan mengambil dimensi yang sangat dramatis.

Jenderal Sergei Karakayev, kepala Pasukan Rudal Strategis Rusia, mengatakan Oreshnik dapat menjangkau target di seluruh Eropa dan dilengkapi dengan hulu ledak nuklir atau konvensional.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov tetap mempertahankan nada agresif Rusia pada hari Jumat, menyalahkan keputusan dan tindakan gegabah negara-negara Barat' dalam memasok senjata ke Ukraina untuk menyerang Rusia.

"Pihak Rusia telah dengan jelas menunjukkan kemampuannya, dan kontur tindakan pembalasan lebih lanjut jika kekhawatiran kami tidak diperhitungkan juga telah diuraikan dengan cukup jelas," katanya.

BACA JUGA:Tensi Eropa Naik, Putin Sindir NATO

Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán, yang secara luas dipandang memiliki hubungan paling hangat dengan Kremlin di Uni Eropa, menggaungkan pokok bahasan Moskow, yang menyatakan penggunaan senjata yang dipasok AS di Ukraina kemungkinan memerlukan keterlibatan langsung Amerika.

Tag
Share