Barat Ketar-ketir, Houthi Makin Kuat, Bantu Iran Melawan Israel
Houthi yang Semakin Kuat.-screnshot-
ISRAEL dan para sekutunya mulai panik saat mendengar kabar bahwa pasukan Houthi di Yaman akan bergabung bersama Iran melawan zionis Israel.
---------
HAL tersebut diungkapkan oleh seorang mantan perwira senior Angkatan Darat Inggris yang telah memperingatkan para pemimpin Barat bahwa pasukan Houthi Yaman sekarang dapat menimbulkan ancaman teroris dan keamanan dengan kekuatan yang lebih besar daripada Hamas atau Hizbullah.
Peringatan itu muncul setelah laporan baru PBB menyebutkan milisi yang didukung Iran tengah mengubah dirinya menjadi "organisasi militer yang kuat".
Hal ini sebagai bentuk pembelaan terhadap Iran telah diguncang oleh serangan brutal Israel terhadap proksinya Hamas dan Hizbullah hingg menderita kerugian besar.
BACA JUGA:Arab Saudi Kutuk Israel
Bahkan dalam konflik beberapa waktu sebelumnya, Israel telah berhasil melenyapkan banyak panglima tertinggi dan pemimpin politik mereka, sehingga membuat mereka kehilangan arah untuk sementara waktu.
Tetapi Teheran masih memiliki sekutu yang kuat dan sebagian besar utuh di Timur Tengah yang dapat menimbulkan ancaman keamanan serius bagi Barat jika dibiarkan begitu saja.
Dilansir dari laman The Sun, Kolonel Richard Kemp, yang memimpin pasukan Inggris saat perang Afghanistan mengatakan, sejauh ini pasukan Houthi sebagian besar tidak mengalami kerusakan."
"Kita perlu waspada terhadap ancaman teroris yang berpotensi lebih besar daripada yang mereka lihat saat ini," ujarnya.
Richard Kemp juga mendesak para pemimpin Barat untuk menangani Houthi sebagai hal yang mendesak karena dianggap akan menjadi ancaman serius.
BACA JUGA: Kedubes Iran Kecam Serangan Israel
Seperti diketahui, pergerakan Houthi dalam mendukung Palestina dan Iran juga sempat dibukti pada November tahun lalu yang telah membajak kapal Kargo milik Inggris-Israel, yaitu Galaxy Leader di jalur pengiriman komersial di Laut Merah yang dianggap mengganggu perdagangan internasional.
Seluruh awak Galaxy Leader itu disandera dalam gerakan "balas dendam" atas serangan Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza.