Baca Koran babelpos Online - Babelpos

Tetap Muslim, Tetap Modern

Rozi.-Dok Pribadi-

Namun, tentu saja peran ini tidak akan terwujud kalau umat Islam sendiri tidak mau berubah. Saya kadang merasa bahwa tantangan terbesar bukanlah modernisasi itu sendiri, melainkan sikap umat Islam dalam meresponsnya. Ada yang terlalu defensif, seolah-olah setiap hal baru adalah ancaman. Akibatnya, umat justru ketinggalan. 

 

Ada juga yang terlalu hanyut, menelan modernisasi mentah-mentah tanpa saringan nilai. Akibatnya, identitas keislaman jadi pudar. Menurut saya, sikap terbaik adalah berada di tengah, menjadi ummatan wasathan, umat pertengahan yang bijak. Kita bisa memanfaatkan teknologi, tapi tidak kehilangan akhlak. Kita bisa bergaul secara global, tapi tetap berpegang pada iman.

 

Generasi muda Muslim Indonesia hari ini harus berani menunjukkan bahwa menjadi modern dan religius bukanlah dua hal yang saling bertentangan. Seorang mahasiswa bisa menjadi ahli IT tapi tetap menjaga salat lima waktu. Seorang influencer bisa terkenal di Instagram tapi tetap santun dalam berbicara dan memberi konten yang mendidik. Seorang pengusaha bisa sukses besar tapi tetap peduli pada zakat dan berbagi kepada sesama. 

 

Di sinilah wajah Islam sebenarnya bisa hadir: fleksibel, adaptif, tapi tetap kokoh dalam prinsip.

Bagi saya pribadi, Islam adalah jawaban yang menenangkan di tengah hiruk pikuk modernisasi. Saat dunia bergerak begitu cepat dan kadang terasa melelahkan, Islam mengajarkan ketenangan lewat ibadah. 

 

Saat orang sibuk mengejar materi, Islam mengingatkan bahwa ada kehidupan yang lebih abadi setelah dunia. Saat dunia gamang mencari keadilan, Islam hadir dengan prinsip kemanusiaan universal yang bisa menjadi jalan tengah. Modernisasi tidak seharusnya kita takuti. Justru ia bisa kita lihat sebagai peluang untuk menunjukkan bahwa Islam bukan agama masa lalu, melainkan agama yang selalu relevan sepanjang masa.

 

Yang kita butuhkan adalah keberanian untuk terus belajar, membuka pikiran, dan menggali kembali nilai-nilai Islam agar bisa dihadirkan dalam konteks hari ini. Kita tidak perlu minder di hadapan kemajuan, karena sebenarnya Islam sendiri adalah sumber kemajuan. Kalau umat Islam mampu menjawab tantangan modernisasi dengan bijak, maka Islam bukan hanya akan bertahan, tetapi juga bisa menjadi cahaya yang menuntun peradaban global. 

 

Dunia modern yang sering gelap oleh krisis moral, bisa mendapatkan cahaya baru dari nilai-nilai Islam yang penuh keseimbangan, keadilan, dan kasih sayang. Inilah keyakinan yang membuat saya optimis, bahwa Islam tidak akan pernah ditelan oleh modernisasi, melainkan akan terus menjadi jawaban di setiap zaman.*

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan