SANG PRIA DAN ASANYA
Syabaharza.-Dok Pribadi-
Namun derasnya kekuasaan waktu tidak bisa dibendung. Waktu pagi itu terasa begitu cepat bagi si pria dan si wanita. Tidak terasa saat masuk ke kapal sudah tiba. Saat-saat menyedihkan semakin dekat. Si pria tampak memegang tangan si wanita dan menatap dengan pandangan penuh cinta. Tanpa terasa butir-butir air keluar dari kedua mata si pria. Melihat hal itu si wanita pun ikut menangis.
Dalam suasana syahdu itu si wanita berjanji akan kembali lagi bulan depan dan akan menemui si pria. Mendengar itu si pria menyunggingkan bibirnya dan melepas genggaman tangannya sembari melepas juga kepergian si wanita. Sambil melambaikan tangan si pria berjanji akan menunggu si wanita bulan depan di pelabuhan ini.
“Bulan depan aku akan kembali menemuimu, jemput aku lagi di pelabuhan ini ya!†ucap si wanita sambil melambaikan tangannya kepada si pria. Kata-kata wanita itu selalu terngiang di telinga pria itu. Kata-kata itulah yang selalu menjadi penyemangatnya untuk terus berharap.
*****
Tiba-tiba lamunan pria itu terganggu, setelah ada seorang petugas pelabuhan menegurnya. Sang petugas mengatakan bahwa pelabuhan sudah sepi dan tidak akan ada kapal lagi yang datang hari itu. Dan petugas itu juga mengingatkan bahwa sudah satu minggu ini si pria datang ke pelabuhan tanpa ada yang ditemui atau diajak pulang.
“Sudah satu minggu ini, saya perhatikan kamu selalu datang ke pelabuhan ini, tapi tidak ada yang kamu antar atau kamu jemput. Lalu apa yang kamu lakukan sebetulnya?â€
Pertanyaan petugas itu tidak digubris oleh pria itu. Dia hanya berjalan menuju pintu keluar pelabuhan meninggalkan petugas itu yang masih bingung dan penasaran.
Pria itu baru sadar bahwa sudah satu minggu dia selalu bolak-balik pergi ke pelabuhan Boom Baru ini. Pelabuhan cintanya dengan wanita dari pulau seberang. Wanita yang memberikannya harapan. Wanita yang memberikannya gairah untuk hidup. Wanita yang selalu ada dalam hatinya. Wanita yang berjanji untuk kembali menemuinya.