Baca Koran babelpos Online - Babelpos

SANG PRIA DAN ASANYA

Syabaharza.-Dok Pribadi-

 

Pria itu terus mengarahkan pandangannya ke dermaga yang ada di ujung pelabuhan itu. Dia terus memandang dengan pandangan kosong tapi penuh harap. Dia tidak memedulikan orang-orang yang sibuk lewat di depannya. Yang ditunggunya sekarang adalah kedatangan sebuah kapal cepat dari pulau seberang. Kedatangan kapal yang akan menggantikan kegalauannya selama ini menjadi sebuah kebahagiaan. Kapal cepat yang akan membawa banyak penumpang yang mungkin salah satunya adalah orang yang ditunggunya.

 

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 14.00. Sang surya semakin menguasai keadaan. Semilir angin yang berhembus tidak bisa membendung panasnya sinar yang dikeluarkan oleh sang surya. Dinginnya air sungai juga tidak mampu menetralisasi keadaan. Sehingga udara di atas pelabuhan itu mulai panas. Keadaan itu dimanfaat oleh penjual minuman dingin yang sedari tadi memang sudah mengintai situasi seperti ini. Sehingga dalam sekejap saja minuman yang dibawa pedagang itu ludes diborong para penunggu kapal cepat. Namun, di saat orang sibuk membeli minuman untuk menghilangkan dahaganya, sang pria tampak tetap bergeming. Ia tetap setia dengan air mineral di tangannya. 

 

Kalau sesuai dengan jadwal, biasanya kapal cepat yang ditunggu akan sandar pada pukul 14.30. Sehingga diperkirakan 30 menit lagi kapal itu akan datang. Raut muka pria itu tampak sudah tidak sabar menunggu sang kapal. Pria itu kini sudah mengubah posisi duduknya. 

Sesekali ia meneguk air mineral yang tinggal sedikit. Terkadang ia juga menghela napas panjang, seperti hendak menghilangkan rasa galaunya.

 

*****

 

Akhirnya, apa yang ditunggu pria itu datang juga. Tampak sebuah kapal besar sudah bersandar di dermaga pelabuhan. Kapal itu sangat besar jika dibandingkan dengan kapal nelayan yang ada di sungai. Di lambung kapal itu tertulis Bahari Ekspres 8. Setelah kapal bersandar dengan sempurna. Perlahan-lahan pintu samping kapal dibuka. 

 

Satu persatu penumpang kapal mulai keluar. Para penjemput juga sudah mulai heboh menantikan keluarga atau orang yang dicintainya datang. Satu persatu penumpang berhasil menemui keluarganya dan langsung berpelukan. Begitulah seterusnya sampai semua penumpang menemukan keluarganya atau orang yang dicintainya. Sampai kapal itu kembali kosong, karena penumpangnya sudah keluar semua.

 

Sang pria yang tadi sudah sedikit semringah, kembali menekuk mukanya. Ternyata apa yang dikhawatirkannya terjadi lagi. Orang yang ditunggu-tunggunya tidak datang lagi. Seorang wanita yang ia cintai yang dulu pamit ke pulau seberang ternyata tidak pernah kembali lagi. Padahal dulu sang wanita sudah berjanji akan kembali lagi menemuinya di kota pempek ini. Namun janji itu sampai sekarang belum dipenuhi oleh sang wanita.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan