Pangkalpinang Sepanjang Tahun

Reporter: Admin |

Editor: Budi Rahmad |

Kamis , 31 Jul 2025 - 21:00

Dwi Ratna Laksitasari.-Dok Pribadi-

Merasamu

Mengenangmu

Mengharapmu

Aku bersamamu

Pangkalpinang, Juni 2025

------------------------

Sepanjang Jalan di Pangkalpinang

Melewati Rangkui, sungai terpanjang di kota ini

Mengenang masa lalu

Ketika dasar sungai masih bisa pula dibuat becermin

pangkalpinang sepanjang tahun                            pangkalpinang di bulan januari
wajahnya berseri perih
sisa perayaan dalam sehari
lelah terkumpul di ujung hari
demi pundi dan sepuing rezeki
 
pangkalpinang di bulan februari
tak jauh berbeda dari bulan sebelumnya
merah muda mendominasi,
katanya bulan penuh cinta
 
pangkalpinang di bulan maret
tampak sedikit berkerut-kerut
beberapa urat jalanan menjadi macet
aih, sekarang tak hanya sekedar di televisi dan internet
 
pangkalpinang di bulan april
tak perlulah berbanyak dalil
agar kau bisa memiliki andil
"oi, jangen nua igak tugil!"
 
pangkalpinang di sepanjang mei, juni, dan juli
ketika matahari terasa hanya lima jari
namun, tak lama hujan deras menghujam bumi
genangan bingung hendak lari ke mana
tinggallah kenangan yang asik terlena
 
pangkalpinang di bulan agustus
meriah ... sepanjang jalan menjadi pentas
masyarakat berbaur tanpa batas
rayakan merdeka tak hanya di atas kertas
 
pangkalpinang di bulan september
usia semakin menua
s'makin matang, s'makin sentosa
tercicip bermacam sifat penguasa
 
pangkalpinang di sepanjang oktober, november, dan desember
petir lebih banyak menyambar
membantu benih untuk tersebar
jantung lebih sering berdebar
menanti wujud harapan dengan sabar
 
pangkalpinang di sepanjang tahun
merasamu
mengenangmu
mengharapmu
aku bersamamu
 
pangkalpinang, juni 2025
 
------------------------
 
sepanjang jalan di pangkalpinang 
 
 
melewati rangkui, sungai terpanjang di kota ini
mengenang masa lalu
ketika dasar sungai masih bisa pula dibuat becermin
ketika berenang dan bermain di dalamnya tak menjadi ketakutan orang tua
bau lumpur, amis ikan, dan terumbu karang,
dari atas perahu kecil, memandang ikan-ikan berebutan masuk ke rumahnya 
demi kedatangan seorang manusia
menyusuri pasir padi
menghirup aroma payau dalam-dalam
asin dan bau amis dibawa angin laut siang hari
harum pantai
melewati jalan protokol pembedah antarkota
tercium bau menyengat tumpahan air dari truk pengangkut karet
anyir dan bau sampah dari pasar pagi
harum penggugah saliva dari pabrik kopi kampung melintang
aroma duren dan cempedak 
serta rambutan dan duku busuk sisa jualan di trotoar selama musimnya
sepanjang jalan di pangkalpinang,
memori terangkum rindu
 
pangkalpinang, mei 2010