Aset Global Nusantara, Memahami Teknologi IT Banknya....
Safari Ans-screnshot-
"PARADOKS memang. Kepercayaan publik dan pejabat publik telah luluh, akibat perbuatan mereka mencoba mencairkan Aset Global Nusantara yang dulu bernama Harta Amanah Soekarno, gagal.
Oleh: Safari ANS
Wartawan senior investigator Aset Global Nusantara.
TAK hanya rakyat biasa, beberapa Presiden Republik Indonesia berkali-kali kirim utusan ke United Bank of Switzerland (UBS), untuk mencairkan aset ini. Namun gagal. Keluarga Rothschild, bankir kelas kakap dunia yang selama ini menjadi mitra kerja Nusantara, berkali-kali mencoba take over aset ini, pun juga gagal. Berbagai skenario dan konspirasi dunia, mulai dari memerankan Dr Ray C Dam, sampai konspirasi paling canggih dengan memerankan King Anthony Santiago Marthin (King ASM) sebagai M1 baru. Juga gagal. Kejadian-kejadian itu jadi paradoks di Indonesia, ketika kini publik dan pejabat publik di Indonesia sekarang malah tidak percaya adanya aset ini. Mereka juga tidak percaya, saat ini, aset ini, sudah saatnya dipergunakan untuk membangun bangsa dan negara."
Sejak Oktober 2024, Aset Global Nusantara telah menggunakan Sistem Baru, termasuk teknologi IT (Information Technology) perbankannya. Setelah selama ini berbagai pihak gagal mengambil alih (take over) sistem kerja teknologi IT perbankan ini. Berbagai konspirasi juga telah dilakukan secara mendunia. Bahkan lembaga otoritas keuangan dunia terlibat, termasuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ikut mengkoordinir kepala negara di seluruh dunia (anggota PBB) untuk ikut menandatanganinya agar aset ini cair dan dapat dipergunakan. Tetapi tetap saja tak berhasil. Kini, dengan Sistem Baru Aset Global Nusantara akan semakin sulit, karena teknologi IT bank aset ini tidak semata berbasis algoritma yang sekarang ini dipakai manusia modern zaman now, tetapi ada campuran partikel Tuhan (God Particle) atau sering disebut juga yang berhubungan jagat alam semesta (Nur Muhammad).
Sistem baru IT bank Aset Global Nusantara sejak Oktober 2024 lalu telah menggunakan jaringan IT jagat raya yang belum dimiliki manusia saat ini. Teknologi IT perbankan baru ini, merupakan gabungan teknologi dan elektromagnetik tubuh manusia yang berbasis tubuh (bodi) sang owner. Sehingga muatan teknologi IT global dunia perbankan hanya bermuatan sekitar 50% (lima puluh persen) saja, sebagiannya lagi muatan IT bank berada dalam tubuh sang owner.
Lalu, siapa sang owner? Hasil investigasi saya selama 35 (tiga puluh lima) tahun, ternyata Pemilik Aset Global Nusantara adah King of King’s. Lalu siapakah King of King’s itu? Di dalam dokumen Bank Dunia Grup disebutkan King of King berada di puncak piramida dalam struktur organisasi Aset Global Nusantara ini. Era modern, tidak ada istilah Raja diatas Raja. Atau, raja yang satu menjadi atasan raja yang lain. Dulu iya ada, sekarang tidak ada lagi. Dalam kitab suci Al Quran disebutkan dalam surat An Nas ayat 2 (dua) berbunyi “Malikinnas”. Artinya Tuhan menyebut dirinya rajanya manusia. Dengan demikian yang disebut King of King’s adalah Tuhan itu sendiri. Jadi Tuhanlah pemilik uang yang sesungguhnya. Makanya dalam setiap lembar dolar Amerika Serikat tertulis “In God We Trust” hingga kini.
Berkenaan dengan itu, dunia IT perbankan Aset Global Nusantara berkaitan dengan bahasa global current, dimana bumi ini terkoneksi dalam aliran (current) energi dari satu titik ke titik lain nya, mirip dengan teknologi Internet nya manusia. Hanya beda nya ini tanpa perlu instrumen elektronik. Kode-kodenya terletak pada titik-titik magnetic candi atau tempat sakral lainnya. Manusia bisa mengaksesnya melalui frekuensi. Coding pemrograman melalui resonansi dan symbol geometry.
Kemudian database Aset Global Nusantara yang tersimpan dalam dunia dimensi lain, terkoneksi dan menyimpan semua memori manusia dari awal hingga akhir. Koneksi Aset Global Nusantara menggunakan jaringan dengan data perbankan yang hanya bisa diakses dengan sistem two way handshake, seperti di dunia manusia. Dimana kode verifikasi dari orang tersebut pairing dengan signature kode di alam IT mereka, sehingga dapat terjalin exchange of information. Sedangkan simbol atau kode bukan sesuatu yang bisa digambarkan atau diucapkan oleh bangsa manusia, namun tersirat dalam alam halus dari getaran struktur energy sang pemilik.
Oleh karena itu, proses koneksi akan terjadi error, karena kesalahan manusia yang bukan pemiliknya (owner). Kesalahan ini akan mengakibatkan kematian mendadak akibat getaran struktur energi sang pemilik, King of King tadi. Kondisi ini menyebabkan tidak seorang pun manusia ahli IT perbankan manapun di dunia yang mampu mengakses Aset Global Nusantara, termasuk IT bank yang ada di Bank Indonesia maupun Bank Dunia sekalipun. Apalagi bank-bank sentral lainnya di dunia. Sehingga account Aset Global Nusantara, seperti atas nama White Spiritual Boy dan nama lainnya, tidak bisa akses apalagi dicairkan oleh IT bank manapun tanpa sang pemilik, yakni King of King. Sedangkan sosok M1 (Monetary One) hanya sebagai pelaksana dari tugas yang diberikan oleh King of King.
Dalam konsep IT bank seperti ini, frekuensi elektromagnetik yang dipancarkan sang owner akan terkoneksi secara otomatis, ketika unsur partikel Tuhan (God Particle) yang dalam konsep Al Quran disebut Nur Muhammad berada dalam tubuh manusia yang menjadi kepercayaannya. Frekuensi tubuh itu harus berada pada bangunan yang sama ketika proses eksekusi perbankan sedang dijalankan. Jika tidak, maka proses menjadi error. Itu pun hanya bisa terjadi apabila King of King berkenan atau mengizinkannya.
Penulis pernah bertanya kepada M1 ketika bertemu di New York. Apakah ia memiliki otoritas dalam proses pencairan Aset Global Nusantara. jawabnya, iya ketika God Particle (Nur Muhammad) berada dalam dirinya. Jika tidak ada, dirinya pun tidak bisa berbuat apa-apa. Seperti yang terjadi berabad-abad lalu. Selalu gagal. Beruntunglah manusia generasi sekarang, bisa menikmati Aset Global Nusantara. Tahap pertama hanya diizinkan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah itu, baru negara lainnya. Karena Indonesia harus sejajar dengan negara maju adalah sebuah keniscayaan. Nusantara adalah Indonesia kini. Bravo Nusantara.***