Dua Pemimpin Thailand-Kamboja ke Malaysia, Rundingan Gencatan Senjata

THAILAND dan Kamboja sepakat untuk meredam ketegangan selama 4 hari terakhir usai dua pemimpin negara itu melakukan perundingan di Malaysia, Senin, 28 Juli 2025.

-----------

PERTEMUAN itu akan membahas soal penyelesaian konflik yang telah berlangsung selama empat hari.

Dua negara itu bersepakat untuk bernegoisasi penyelesaian konflik di perbatasan yang tak berujung.  Melansir laporan Thairath News, Thailand diwakili Pelaksana Tugas Perdana Menteri Phumtham Wechayachai telah tiba di Kuala Lumpur. Pemerintah Thailand memastikan jika Malaysia siap memfasilitasi pertemuan dengan Kamboja.

Sementara Kamboja diwakili oleh Perdana Menteri Hun Manet. 

Tewaskan warga sipil

Dalan konflik yang berlangsung 4 hari terakhir, total ada 33 korban tewas baik dari tentara dan warga sipil tewas. Adapun ribuan warga negara Thailand dan Kamboja telah mengungsi sejak pertempuran di perbatasan pecah pada 24 Juli.

Usulan gencatan senjata juga telah dikomunikasikan oleh Presiden AS Donald Trump yang menghubungi pemimpin kedua negara untuk mendesak gencatan senjata pada Sabtu, 26 Juli 2025. 

Trump membuat unggahan bahwa kedua negara "telah sepakat untuk segera bertemu dan dengan cepat mencapai gencatan senjata dan, pada akhirnya, DAMAI!"

Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, mengatakan negaranya siap menerima permintaan Trump untuk gencatan senjata dengan membuka ruang komunikasi dengan Thailand.

"Saya menjelaskan kepada [Trump] bahwa Kamboja setuju dengan proposal gencatan senjata segera dan tanpa syarat antara kedua angkatan bersenjata," kata Hun Manet setelah menerima telepon Trump, Minggu, 27 Juli 2025 

Dia menambahkan mediasi Trump "akan benar-benar membantu melindungi nyawa banyak tentara dan warga sipil".

Di sisi lain, Thailand mengatakan bersedia mempertimbangkan gencatan senjata, tetapi tetap pada tuntutan sebelumnya bahwa dialog dengan Kamboja harus didahulukan.

Thailand Siap