Mewaspadai Sisi Lain Dampak dari Media Sosial

Kamis 12 Sep 2024 - 22:21 WIB
Oleh: Admin

Pada saat ini menyimpan yang disebut kenangan dilakukan di media sosial. Hal tersebut tak lepas dari sifat alamiah manusia sebagai makhluk sosial yang senang berbagi. 

 

Hanya saja takaran sebuah "kenangan indah" itu berbeda-beda bagi tiap orang. Pada dasarnya, sebuah hal kecil sesederhana makan bersama keluarga juga merupakan kenangan yang indah apabila kita menyadari dan bersyukur atasnya. 

 

Ketika sudah berhubungan dengan media sosial, itu berarti kenangan tersebut akan dipertontonkan dan diperlihatkan di depan publik. Karena itulah setiap orang cenderung akan berpikir dua kali lebih banyak untuk memosting kenangan tersebut. Selalu muncul pertanyaan, apakah foto ini layak di-post atau apakah nanti postingan ini diterima oleh warga media sosial?  

 

Di sisi ain, ironisnya media sosial menjadi ajang pamer adu gaya hidup, bukan lagi untuk menyimpan sebuah kenangan indah. Dan perilaku atau tren untuk menjadi  "sempurna" ini  tertanam dan menjadi sebuah nilai dalam masyarakat. 

 

Masyarakat jadi beranggapan bahwa hidup itu harus terlihat sempurna di mata semua orang. Individu beranggapan bahwa saya harus memiliki hidup yang sesuai dengan ekspektasi orang. 

 

Bahkan ada individu yang beranggapan harus memenuhi standar agar dapat diterima di kehidupan sosial dan dapat berada di tingkat status sosial yang sama, walaupun pada kenyataannya tidak demikian. 

 

Siapa di antara kita yang tidak ingin disukai? Tentu semua orang pada dasarnya ingin disukai dan disenangi. Maka dari itu media sosial menyediakan fitur like di dalamnya.

 

Jadi siapa pun dapat menyukai postingan kita. Dan juga terdapat fitur komentar yang dapat memungkinkan orang beropini tentang postingan kita dengan leluasa. Rata-rata orang akan memberikan komentar positif di dalamnya. 

 

Tags :
Kategori :

Terkait