KORANBABELPOS.ID, SUNGAILIAT - Industri pengolahan sagu di PT Bangka Asindro Agri (BAA) menjadi daya tarik bagi daerah lain di Indonesia. Hal ini diakui peserta kegiatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI saat berkunjung ke PT. BAA pada Jumat (6/9/2024).
"Kunjungan kegiatan yang difasilitasi Kemenperin sangat bagus, jadi kita bisa belajar melihat langsung di sini pengolahan sagu yang dulunya kita hanya berpikir untuk konsumsi. Di sini kita bisa belajar langsung bahwa ternyata sagu ini banyak gunanya," sebut Plh Kepala Disperindag Sulawesi Selatan, Since Erna Lamba.
BACA JUGA:TertaIndustri Sagu Modern, Kemenperindag & Perwakilan Provinsi Kunjungi PT. BAA
Menurutnya, industri sagu yang dikelola PT BAA memiliki nilai tambah untuk dikomersialkan. Apa yang diterapkan pabrik sagu PT BAA ini memberi peluang bagi provinsi di Indonesia yang memiliki potensi sagu luas seperti provinsi Papua, Sulawesi Selatan, Meranti Riau, Maluku dan lainnya.
"Konsepnya sagu ini oleh pemerintah harus diangkat menjadi kebijakan nasional bahwa sagu ini adalah pangan lokal yang berbasis pemberdayaan masyarakat sebagai alternatif konsumsi kita. Karena salah satu kelebihan sagu tahan dalam kondisi iklim yang ekstrem," ujarnya.
Ia lanjutkan, sagu memiliki kelebihan dari aspek kesehatan untuk menjadi alternatif pangan yang sehat bagi penderita diabetes. Sebab, dari hasil riset, kandungan gula pada sagu cukup rendah.
BACA JUGA:Pj Ketua PKK Babel Puji Olahan Pagan Produksi PT BAA
"Sagu juga dinilai baik bagi orang yang mengalami masalah kesehatan pencernaan, baik pula sebagai bahan konsumsi untuk penyandang autis," katanya.
Pihaknya nanti berkeinginan mengembangkan industri sagu di Sulawesi Selatan setelah melihat pengolahan sagu di PT BAA. Mengingat dari empat kabupaten di Sulawesi Selatan dengan luasan 3.700 hektar, lahan sagu berpotensi untuk masuk ke hilirisasi industri sagu.
"Harapan kita sagu yang hanya sebagai konsumsi makanan tradisional dapat dikembangkan sebagai alternatif pengganti terigu, untuk masuk dalam bahan-bahan seperti kue, dan beras. Saya melihat rasanya juga enak tidak ada yang membedakan. Kita bisa menghemat devisa negara dengan adanya sagu sebagai substitusi daripada terigu," pungkasnya.
Sementara itu Pemilik PT. BAA, Fidriyanto yang akrab disapa Abu mengatakan kunjungan peserta dari berbagai provinsi yang dibawa Kemenperin RI adalah kunjungan yang ke sekian kali dari beberapa pihak lain sebelumnya. Kunjungan ini untuk melihat industri sagu PT.BAA yang telah berinovasi dan berjalan secara komersial, serta telah memiliki pasar jual hingga nasional.
BACA JUGA:Fraksi PDIP Tolak Pemotongan TPP ASN & Gaji Honorer
"Kita sangat senang dan welcome dengan kunjungan ini untuk diskusi, mungkin bisa ada kerja sama kedepannya. Kita bangun cluster-cluster industri yang berbasis sagu ini di daerah lain di Indonesia," kata Abu.
Pihaknya menilai Kemenperin RI mendukung industri sagu dengan mengajak sejumlah stakeholder seperti Kementerian Pertanian dan Bappenas. Hal ini membuka peluang berkembangnya industri sagu yang telah dimulai dari Kabupaten Bangka.
"Ini kita menjadi contoh, role model nasional, sehingga kami berharap dari Pemda Bangka ikut bangga dan men-support di hulunya. Pengembangan bahan bakunya kembali harus bangkit, karena itu berkaitan dengan masyarakat luas, bukan dikuasai oleh kita sendiri," jelasnya.