Mirage 5000-5 memiliki spesifik yang sangat mumpuni, dengan lebar sayap 9,13 meter, panjang 14,36 meter, mampu melaju dengan kecepatan maksimal 2.333 kilometer per jam.
Mirage 2000-5 ini memiliki kemampuan melakukan menembak udara ke darat dan udara ke udara, dengan radar yang digunakan adalah RDY.
Pesawat ini dapat menembakkan rudal MBDA Super 530D atau rudal udara ke udara MBDA Sky Flash sebagai alternatif dari rudal MICA.
BACA JUGA:Hari Juang Kartika TNI AD, Tanam Pohon di Batu Beriga
Mirage 2000-5 yang mampu mengudara di ketinggian maksimal 50.000, ditenagai mesin turbofan Snecma M53.
Pesawat tempur dengan kemampuan yang sudah tidak diragukan lagi ini banyak digunakan angkatan udara berbagai negara dengan kekuatan militer besar, seperti Mesir, UEA, Qatar dan lainnya.
Sedangkan beberapa negara tetangga Indonesia belum memiliki pesawat berteknologi canggih ini.
Dengan kemampuan yang sudah teruji, beberapa negara juga mengincar pesawat bekas angkatan udara Qatar tersebut, tapi Qatar memutuskan memberikan kepada Indonesia.
Kedatangan Mirage 5000-5 menambah kekuatan TNI nantinya, tentu saja bakal membuat negara tetangga merinding, apalagi beberapa negara besar masih menjadikan pesawat ini sebagai andalan.
Sehingga Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengincar pesawat ini, tapi pengadaan 12 pesawat pesawat ini ditunda kemenhan dengan alasan keterbatasan fiskal.
Pengadaan pesawat bekas ini dilakukan setelah sebelumnya Menhan Prabowo memesan pesawat baru dan modern dari Prancis.
Namun walau sudah tanda tangan, pesawat itu baru akan datang ke Indonesia untuk pesawat pertama tahun 2026 mendatang.
Proses pembuatan yang memakan waktu cukup lama, jika menunggu kedatangan pesawat tersebut, dibutuhkan waktu sekitar 5 tahun kedepan untuk membentuk skuadron.
Sedangkan Indonesia perlu kemampuan pertahanan, hingga Menhan Prabowo memutuskan membeli pesawat bekas tersebut.
Alasan Anies memberikan nilai rendah kepada Prabowo terkait kesejahteraan prajurit TNI, yang dinilai tak diperhatikan oleh Prabowo.
Salah satunya tak ada rumah dinas untuk para perwira TNI yang bertugas sehingga tempat tinggal jadi masalah tersendiri.***