Setelah menempuh pendidikan di Belanda, Tan Malaka mulai terlibat dalam gerakan politik dan pendidikan. Ia membuka sekolah rakyat dan aktif dalam organisasi seperti Sarekat Islam. Pemikirannya yang radikal dan komitmennya terhadap kemerdekaan Indonesia membuatnya terlibat dalam berbagai kegiatan politik.
Meskipun didalam perjalanan hidupnya Tan Malaka banyak mengalami tantangan, termasuk penangkapan dan pengasingan, ia tetap menjadi sosok yang dihormati dalam sejarah Indonesia. Ia dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1963. Tan Malaka meninggal pada 21 Februari 1949, dan hingga kini, pemikirannya tentang pendidikan dan perjuangan kemerdekaan terus dikenang dan dipelajari.
Sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah pendidikan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia, Tan Malaka memiliki pandangan yang jelas mengenai tujuan pendidikan. Salah satu kutipan langsung yang terkenal dari Tan Malaka adalah:
"Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan." (Madilog, Materialisme Dialektika Logika, 1943)
BACA JUGA:Potensi Timah Bangka Belitung dan Pengelolaannya dalam Sudut Pandang Islam
Kutipan ini mencerminkan keyakinan Tan Malaka bahwa pendidikan harus berfokus pada pengembangan intelektual, karakter, dan emosional individu. Ia percaya bahwa pendidikan yang baik tidak hanya menghasilkan individu yang cerdas, tetapi juga memiliki kemauan yang kuat dan perasaan yang peka terhadap lingkungan sosialnya.
Tan Malaka dalam pandangannya, menganggap bahwa pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan, tetapi juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian individu.
Pertama, tujuan pendidikan untuk mempertajam kecerdasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis. T
an Malaka percaya bahwa kecerdasan intelektual adalah fondasi bagi individu untuk memahami dunia di sekitarnya dan untuk berkontribusi secara efektif dalam masyarakat. Dengan kecerdasan yang tajam, seseorang dapat mengambil keputusan yang bijak dan berdaya saing.
BACA JUGA:Beda Bahasa, Beda Cara Berpikir, Beda Kepribadian
Kedua, memperkukuh kemauan merupakan aspek penting dalam pendidikan menurut Tan Malaka. Ia menekankan bahwa pendidikan harus membentuk karakter yang kuat dan tekad yang bulat.
Individu yang memiliki kemauan yang kukuh akan mampu menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dalam hidupnya. Pendidikan harus mendorong siswa untuk berani bermimpi dan berjuang demi cita-citanya, serta memiliki keberanian untuk melakukan perubahan.
BACA JUGA:Belajar Bahasa Inggris Melalui TikTok Kreatif
Ketiga, memperhalus perasaan adalah tujuan pendidikan yang tidak kalah penting. Tan Malaka menganggap bahwa pendidikan harus mampu membentuk individu yang memiliki empati, kepedulian, dan rasa tanggung jawab sosial.
Perasaan yang halus akan mendorong individu untuk lebih peka terhadap masalah sosial dan lingkungan, serta berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik.
Dapat disimpulkan, pemikiran Tan Malaka tentang tujuan pendidikan mencakup pengembangan kecerdasan, penguatan kemauan, dan pemurnian perasaan. Ketiga aspek ini saling berhubungan dan berkontribusi pada pembentukan individu yang utuh, siap menghadapi tantangan kehidupan, dan berperan aktif dalam masyarakat.