KORANBABELP0S.ID.- PANGKALPINANG - Kepemimpinan Presiden RI yang baru, Prabowo Subianto yang akan dilantik dalam waktu dekat ini menjadi asa baru bagi Bangka Belitung (Babel).
keinginan itu terkait royalti timah bagi daerah penghasil. Babel lewat pemerintah daerahnya menginginkan adanya kenaikan royalti timah yang ditetapkan selama ini hanya 3 persen saja.
Keciprat sedikit dari hasil yang dieksplorasi selama ini jelas tidak sebanding dengan kerusakan lingkungannya. Adanya kenaikan di angka 10 persen pun dinilai relevan, terlebih akan menopamg perekonomian di Negeri Serumpun Sebalai.
BACA JUGA:Babel Target Bagi Hasil Timah Rp1 T
Dan nyata terasa saat sektor pertambangan timah di Babel diguncang masalah, pertumbuhan ekonomi Babel terjun bebas.
Plt Wakil Ketua DPRD Babel Heryawandi juga sepakat, agar kenaikan royalti timah ini musti disuarakan kembali. Minimal tinggi dari 3 persen. "Harus teriakan lagi. Pak Prabowo jelas menjadi harapan rakyat Babel. Naiknya rolyati timah ini sangat membantu Babel, recovery lah, terutama dari sisi lingkungannya," kata Heryawandi, Rabu (14/8).
Politisi Partai Golkar ini juga menilai, sudah sepantasnya royalti timah ke Babel harus lebih besar, ketimbang yang diterima sekarang ini. Sehingga nanti, dari royalti tersebut Babel dapat mengembangkan sektor unggulan lainnya.
"Dari total luas wilayah di Babel hanya ada sekitar 20 persen daratan, itu pun telah rusak akibat eksplorasi timah yang telah dilakukan selama bertahun-tahun. Kedepan harus kita maksimalkan, bagaimanapun caranya royalti itu harus kembali ke daerah ini lebih memadai, ketimbang hari ini. Biar daerah ini bisa mempersiapkan sektor unggulan yang lain," imbuh dia.
Adanya sektor unggulan lainnya, menurut Heryawandi, akan menjadi antisipasi jika sektor pertimahan kembali mengalami turbulensi. Ini juga belajar dari situasi saat ini, pemerintah telah terlena dengan 'gagahnya' sektor pertambangan Babel di masa lalu. Naas, ketika sektor pertambangan mati maka tak ada sektor unggulan lain yang mampu menyumbangkan pemasukan ke daerah dengan jumlah yang besar.
"Ketika hari ini (sektor pertambangan-red) stagnan, baru kita terasa. sekarang ini kan ketergantungannya begitu luar biasa, artinya persiapan untuk menyiapkan sektor unggulan di 5-10 tahun ke depan harus siap, orientasi penganggaran kita juga harus berorientasi kepada sektor lain. Tapi jujur sampai hari ini kita belum bisa lakukan itu, karna sektor tambang masih sangat dominan," imbuhnya.***