TOBOALI - Warga Toboali Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Kelangkaan gas LPG 3 kilogram masih terjadi hingga pertengahan bulan suci ramadhan.
Bupati Basel Riza Herdavid mengungkapkan, terkait kelangkaan LPG melon ini pihaknya sudah berkonsultasi dengan Pertamina dan melakukan pemantauan di sejumlah pangkalan LPG. "Kita berupaya agar gas ini jangan sampai langka dengan berkonsultasi ke Pertamina serta pemantauan langsung ke sejumlah agen yang ada di Basel," ujarnya Selasa (26/03).
Dari pemantauan tersebut, diketahui pasokan lancar - lancar saja, hanya sempat terjadi keterlambatan pengiriman ke agen - agen yang menjual gas tersebut. "Dan untuk stok pun pihak Pertamina juga tidak mengurangi, tetapi normal sesuai permintaan yang telah diajukan atau sesuai dengan aturan yang ada di pangkalan gas," jelasnya.
Kepada masyarakat, Bupati Riza mengimbau jangan panik hingga menyetok LPG secara berlebihan, karena dinas terkait sedang mengupayakan agar permasalahan gas ini bisa kembali normal.
Sementara itu, salah satu warga Toboali, Triyana, saat sedang mengantri untuk mendapatkan gas LPG di salah satu pangkalan gas di Toboali mengungkapkan, sudah hampir dua pekan gas susah dicari. "Sudah dua pekan gas hijau ini susah didapatkan," ucapnya.
Disebutkannya, untuk harga gas masih normal di tingkat agen, namun berbeda dengan di toko yang menjual eceran harganya masih tinggi. "Untuk di pangkalan gas harga Rp. 19 ribu per tabung, sedangkan di toko kelontong harga berkisar Rp. 25 ribu per tabung, tentunya perbedaan ini sangat mahal untuk sekarang ini." ucapnya
"Kami cuma berharap agar permasalahan gas ini bisa terselesaikan, karena kami sebagai ibu rumah tangga sangat bergantung akan gas hijau tersebut," tandasnya. (*)