Namun, Abu Jahal menolak hal tersebut karena merasa gengsi untuk mengakuinya dan ia merupakan sosok terpandang di Makkah dan sudah terlanjur beribadah pada berhala.
Selain itu, peperangan dan permusuhannya terhadap Nabi SAW yang membawa risalah ketuhanan ini pun menyebabkan beliau dijuluki Abu Jahal.
Abu Jahal sebagai salah satu musuh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam justru melakukan hal yang paling jahat daripada Abu Lahab.
Tidak hanya dijuluki sebagai Abu Jahal atau Bapak Kebodohan, Umar bin Hisyam pun disebut Nabi SAW sebagai Fir’aunnya umat muslim pada saat itu.
Namun di kalangan suku kafir Quraisy, Abu Jahal justru disebut dengan Abu Hakam atau Al-Hakim yang merupakan bapak kebijaksanaan.
Sebagai orang terpandang dan memiliki kuasa, Abu Jahal rela melakukan apa saja untuk menghentikan dakwah sang Nabi SAW.
Abu Jahal merupakan otak dari seluruh kedzaliman yang dilakukan terhadap umat islam yang mengikuti agama yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari mulai kematian Sumayyah binti Khayya, ibu dari Amar bin Yasir dan istri dari Yasir bin Ammar.
Ia juga melakukan penyiksaan terhadap beberapa tokoh sahabat seperti Amar bin Yasir, Harithah binti al-Muammil hingga Bilal bin Rabbah.
Abu Jahal juga merupakan dalang dari pemboikotan yang dilakukan kepada umat islam hingga mereka menderita kelaparan di musim kemarau panjang.
Umat islam pada saat itu bahkan sampai memakan rerumputan dan dedaunan liar saking sulitnya mendapat makanan.
BACA JUGA:Tiga Pemimpin Muslim Pembebas Tanah Al Aqsha
Abu Jahal menjadi sosok yang tidak pernah sedikitpun melewatkan kesempatan untuk sang Nabi SAW dan pengikutnya hidup dengan aman.
Bapak dari Ikrimah bin Abu Jahal ini menentang segala hal yang memudahkan dakwah islam tersebar ke seluruh penjuru Makkah.
Kekejian yang dilakukan oleh Abu Jahal ini terus berlanjut meskipun kaum muslimin dan Nabi Muhammad SAW untuk pergi dari Makkah.
Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin akhirnya mencari perlindungan ke Madinah dan diterima dengan baik disana.