Hujan Diprediksi Hingga April 2026, Puncaknya November - Desember

Hujan Diprediksi Hingga April 2026, Puncaknya November - Desember

Kamis 18 Sep 2025 - 14:31 WIB
Reporter : Tim
Editor : Syahril Sahidir

BADAN Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi bahwa musim hujan periode 2025-2026 akan datang lebih awal dari kondisi normal.

--------------------

KEPALA BMKG Dwikorita Karnawati menyebut musim hujan yang diprediksi datang lebih awal mengacu pada perbandingan dengan rerata klimatologis 1991-2020.  Berdasarkan data 699 Zona Musim (ZOM) terdapat 294 ZOM atau 42,1 persen yang diperkirakan mengalami musim hujan lebih cepat dari biasanya.

Prediksinya musim hujan akan berlangsung hingga April 2026 di sebagian besar wilayah Indonesia.

"Musim hujan diprediksi berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026 dengan puncak hujan yang bervariasi, sebagian besar terjadi pada November-Desember 2025 di Sumatera dan Kalimantan, serta Januari-Februari 2026 di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua," kata Dwikorita.

Sejak Agustus 2025, sebagian wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan dan secaa bertahap meluas ke sebagian besar wilayah pada periode September-November 2025.

Lantas, kapan musim hujan 2025 berakhir?

Musim hujan telah dimulai sejak bulan Agustus, di mana wilayah Indonesia akan terus diguyur hujan hingga puncaknya pada Februari 2026.  Namun, Dwikorita menyebut puncak hujan akan bervariasi, tergantung wilayah.

"Musim hujan diprediksi berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026 dengan puncak hujan yang bervariasi," kata Dwikorita.

Puncak hujan di Sumatera dan Kalimantan akan terjadi pada November-Desember 2025.

Sementara, di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua, puncak hujan akan terjadi pada Januari-Februari 2026.  Kemudian, berakhirnya musim hujan diprediksi BMKG makan berakhir pada April 2026.

Ancaman Bencana 

BMKG memperkirakan sifat hujan pada priode 2025/2026 umumnya normal.

Namun, ada 193 ZOM atau 27,6 persen wilayah yang berpotensi mengalami curah hujan di atas normal, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, beberapa wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua.

"Kondisi ini perlu diwaspadai karena meningkatkan potensi banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga angin kencang," kata Dwikorita.

Kategori :