Sekretaris Jenderal Mesir, Hamdeen Sabahi menegaskan bahwa serang itu sama saja dengan ancaman terhadap Mesir.
“Perdamaia dalam bahaya, seluruh mesir tidak menerma agresi terhadap Rafah,” tegasnya, dikutip dari @theheightsnewsnetwork.
Serangan itu, lanjut Hamdeen Sabahi, sama saja dengan agresi terhadap Mesir.
Jika Israel menyerang Rafah maka itu akan menjadi agresi terhadap Mesir.
Masuknya tentara pendudukan Israel ke Rafah akan mejadi pelanggaran terhadap perjanjian Camp David.
Mesir tidak akan meneirma agresi dan pertumpahan darah di Rafah Palestina.
“Itu artinya Israel akan melakukan invasi lebih besar lagi, dan mereka (Israel) sudah melakukan persiapan besar-besaran untuk itu,” tandasnya.
BACA JUGA:'Musuh Baru' Tentara Israel di Gaza, Tertular Jamur Mematikan
Sebelumnya, Ro Khanna, anggota kongres Amerika Serikat sampai geleng-geleng kepala.
Perdana Menteri Israel Netanyahu melawan perintah Amerika bahkan masyarakat Internasional.
“Ini berita buruk yang saya daat dari Gaza, Netanyahu sekarang menentang Amerika,” tegasnya di akun pribadinya @Rep.RoKhanna, Sabtu, 10 Februari 2024.
Salah satu anggota kongres sukses menggagalkan bantuan 17 miliar dolar ke Israel itu heran dengan sikap Bibi (panggilan lain Netanyahu) yang keras kepala.
Amerika sudah memperingatkan Netanyahu supaya stop perang tapi dia malah nekat.
“Masyarakat Internasional dia lawan dan kini Amerika juga dia lawan,” cetusnya.
Ro Khanna menyesalkan perintah terakhir Netanyahu kepada pasukannya untuk menyerang Rafah.
Padahal Rafah adalah lokasi terakhir pengungsi Palestina. “Disana tinggal 1,4 juta rakyat Palestina, mereka telah meninggalkan banyak kota yang dihancurkan Israel,” ungkapnya.