Deforestasi atau penggundulan hutan semakin massif terjadi di Indonesia. Padahal, hutan tropis Indonesia merupakan yang terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo. Sekitar 59% daratan di Indonesia merupakan hutan tropis yang merupakan 10% dari total luas hutan di dunia yakni sekitar 126 juta Hektare hutan (Menlhk.go.id 31/03/21).
Oleh Nurul Aryani (Aktivis Dakwah Islam)
Peran hutan hujan tropis sangatlah penting bagi bumi, hutan ini kerap dijuluki sebagai paru-paru dunia dengan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen dalam skala besar melalui proses fotosintesis.
Oksigen yang mampu dihasilkan hutan ini diperkirakan mampu menutupi 40% kebutuhan oksigen di bumi yang sangat dibutuhkan makhluk hidup. Dengan demikian peran hutan tropis amatlah penting bagi bumi termasuk dalam mengatasi krisis iklim (mutucertification.com 03/09/23).
BACA JUGA:Menjadi Pelajar Pancasila yang Kepo Itu Harus!
Dengan luas hutan tropis terbesar ketiga di dunia, Indonesia mampu menjadi negara yang berperan besar dalam menyelesaikan persoalan krisis iklim. Namun sayangnya, Indonesia dalam laporan Global Forest Review dari World Resources Institute (WRI) menjadi negara kedua terbanyak di dunia yang kehilangan hutan primer tropis (humid tropical primary forest) dalam dua dekade terakhir (2002-2022) yakni seluas 10,2 juta hektare (Katadata, 19/01/24).
Sedangkan berdasarkan data Badan Informasi Geospasial (BIG), luas hutan Indonesia pada 2022 mencapai 102,53 juta hektare (ha). Angka itu berkurang sekitar 1,33 juta ha atau turun 0,7% dibanding 2018. Selama periode 2018-2022, hutan yang hilang paling banyak berada di Pulau Kalimantan.Dalam periode tersebut, pengurangan luas hutan di Kalimantan mencapai 526,81 ribu ha. Luas hutan juga berkurang di semua pulau besar lainnya seperti Sumatra, Papua, Sulawesi, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Maluku dll. (Katadata, 29/12/23).
Mengapa Hutan Kita Terus Berkurang?
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) region Sumatera dalam catatan akhir tahunnya menunjukkan sepanjang 2023 Riau mengalami deforestasi hutan hingga 20.698 hektare. Walhi Riau juga menyatakan lebih dari 57 persen daratan Riau telah dikuasai investasi.
Walhi juga mencatat luas kebun kelapa sawit di Riau yang berada di kawasan hutan mencapai 1,8 juta hektar. Walhi menilai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja turut memfasilitasi keberadaan perusahaan kebun sawit di dalam kawasan hutan (CNN Indonesia, 12/01/23).
Senada dengan Walhi Riau, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyebut dari 657.000 hektare lahan hutan yang ada di daerah Bangka Belitung, sebanyak 200.000 hektarenya telah mengalami kerusakan parah.
BACA JUGA:Kekalahan Propaganda Zionis