Kerusakan rumah juga dialami warga Pasadena, Rosdiana Susanto, yang atap rumahnya diterbangkan angin.
Rosdiana sempat mengira rumahnya aman karena menurutnya, lokasinya tidak jauh dari salah satu fasilitas riset milik NASA, badan independen pemerintah federal Amerika Serikat.
Api sudah dekat dengan rumah Rosdiana ketika ia bangun pada Rabu (08/01) dini hari.
Ia menyadari bahwa api sudah dekat rumahnya ketika terbangun pada tanggal 8 Januari dini hari.
"Saya bangun jam tiga itu apinya sudah … merah sekali, dan ternyata itu rumah teman kami yang di ujung jalan itu sudah terbakar jadi asap juga sudah makin tebal," kata Rosdiana.
"Jam lima saya sudah pergi… saya evakuasi ke rumah teman."
Setelah diperbolehkan kembali ke rumahnya, Rosdiana menyaksikan luasnya kerusakan kota di sekitarnya.
"Sepanjang jalan [raya] Altadena yang tadinya itu ada bisnis, toko-toko, restoran itu semua kebanyakan udah terbakar," katanya.
Untuk sementara waktu, Rosdiana terpaksa menutup atap rumahnya dengan terpal hingga ada keputusan evaluasi perusahaan asuransi.
Rosdiana juga masih harus mengungsi di rumah temannya untuk mandi dan masak sembari menunggu pemerintah Pasadena untuk menghidupkan kembali air dan gas di rumahnya.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles memperkirakan ada 163 warganegara Indonesia yang terdampak di wilayahnya, namun tidak memiliki angka pasti.
"Banyak juga yang tidak ke tempat penampungan tapi rumah temannya atau ke tempat-tempat lain," ujar Afina Burhanuddin, Konsul Penerangan, Sosial dan Budaya KJRI LA.
"Sehingga datanya juga tidak bisa akurat yang kita terima dari teman-teman."
Pihak KJRI LA serta pemerintah setempat sudah menyediakan dan menawarkan tempat pengungsian bagi warga sekitar walaupun kebanyakan warga cenderung mencari tempat tinggal secara mandiri.
Kecenderungan mencari akomodasi mandiri ini berpotensi memicu masalah lainnya.
"Beberapa rumah yang available itu harganya [jadi] melonjak naik, ada juga masalahnya hotel-hotel penuh, sehingga itu menjadi concern utama dari orang-orang yang mencari akomodasi di luar shelter yang sudah disediakan oleh pemerintah," ujar Afina.