Ini Asli Bukan Drakor, Presiden Korsel Copot!

Minggu 15 Dec 2024 - 21:49 WIB
Reporter : Tim
Editor : Syahril Sahidir

NAH, ini asli dan bukan Drama Korea (Drakor).  Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol resmi copot.

------------------

DIA resmi dilengserkan oleh parlemen pada hari ini Sabtu, 14 Desember 2024 usai membuat huru-hara terkait darurat militer.  Adapun, pemakzulan Yoon Suk Yeol ini dilaksanakan melalui pemungutan suara di Majelis Nasional.

Hasilnya, total ada 300 pemilih yaitu 204 anggota mendukung, 3 abstain, 85 menolak serta 8 suara tidak sah.

Bahkan, partai paling berkuasa, yakni People Power Party juga turut memberi suara untuk pemakzulan tersebut.  Diketahui, mosi pemakzulan Presiden Yoon ini mencakup tuduhan, di mana Yoon secara langsung meminta agar pasukan darurat militer menutup Majelis Nasional dan menghalang-halangi para anggota parlemen.

Apabila parlemen tidak mendatangi Majelis Nasional, mustahil untuk mereka mengeluarkan resolusi penolakan status darurat militer.  Usai lolos di parlemen, pemakzulan Yoon Suk Yeol juga dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK) Korsel. Namun, proses ini akan memakan waktu yang lama.

Nantinya, selama proses  tersebut, pemerintahan akan dipegang sementara oleh perdana menteri.

 

Rakyat Korsel Lega

Sementara itu, rakyat korsel merasa lega usai pengumuman dimakzulkannya Presiden Yoon Suk Yeol.

Memang, usai huru-hara status darurat militer, banyak rakyat yang mengunjuk rasa dan mendesak agar Presiden Yoon dilengserkan dari jabatan.

Beberapa hari belakangan, para pengunjuk rasa berkumpul di depan Majelis Nasional dengan membawa sejumlah tongkat cahaya yang bersinar atau kerap dikenal dengan lighstick dari idol Kpop.  Ketika Yoon Suk Yeol dimakzulkan, sejumlah rakyat menangis lega.

BACA JUGA:Massa Tuntut Presiden Yoon Suk Yeol Mundur, Korea Selatan Sempat Darurat Militer?

"Saya sangat senang RUU pemakzulan itu disahkan. Lega rasanya karena kami tidak perlu lagi keluar untuk berunjuk rasa dalam cuaca dingin," kata seorang pengunjuk rasa dikutip dari BBC.

"Pada saat yang sama, perjuangan belum berakhir. Kami tahu bahwa kami harus menunggu putusan pengadilan agar pemakzulannya dapat dirampungkan. Kami akan terus mengawasi," tuturnya.

Kategori :