Dalam Pilkada nanti, tak perlu ada kebencian antar tetangga, antar kawan apalagi antar saudara dan keluarga hanya karena pilihan berbeda. Tetap tegur sapa, sepakbola bersama, mancing bersama, tahlilan bersama, gaple bersama, ngopi bersama dalam canda dan tawa, walaupun pilihan berbeda, itu baru dewasa. Hanya ada satu dalam diri kita, bahwa kebersamaan jauh lebih indah dan bermanfaatkan daripada menebar kebencian, karena itu akan menggerogoti nilai-nilai kedewasaan dalam diri kita. Pada titik nadirnya, kesuksesan akan sulit kita raih karena hati dipenuhi sikap hasud, iri dengki dan benci.
Kedewasaan sikap para calon dan timses dalam Pilkada akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang dapat merangkul semua golongan tanpa memandang apa dan siapa, mendukung atau tidak mendukung. Kedewasaan juga akan menempatkan kita pada posisi, yang menang tidak membusungkan dada dan yang kalah jangan ngiret kaleng (gila), kecuali yang memang sudah gila sebelum Pilkada. Misalnya, terlalu uphoria karena merasa berjasa atas kemenangan Kotak Kosong dan rada-rada gimana ya? Ah, sudahlah.....
Salam Pilkada 2025!(*)